Work Trend Index 2024 01-Dok. LinkedIn Indonesia

Work Trend Index 2024: Pemanfaatan AI Di Dunia Kerja

Microsoft dan LinkedIn merilis laporan Work Trend Index 2024 tentang penggunaan artificial intelligence (AI). Laporan menunjukkan persentase knowledge workers di Indonesia yang menggunakan generative AI serta pemimpin di Indonesia yang mengadopsi AI agar tetap kompetitif dibandingkan data Asia Pasifik dan global.

Hal ini mencerminkan minat yang kuat di Indonesia untuk memanfaatkan teknologi AI guna menghasilkan dampak bisnis serta menandakan potensi kemunculan budaya baru dalam sektor ketenagakerjaan Indonesia yang didorong oleh AI.

Transformasi AI Untuk Berkreasi

Peluang ekonomi digital

Menurut Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, dalam keterangan pers Work Trend Index 2024, Selasa (11/06/2024), negara ini tengah berada di era transformasi AI yang memungkinkan orang untuk berkreasi dan berinovasi jauh lebih cepat.

Kecepatan beradaptasi dan bertumbuh di era tersebut menunjukkan bahwa mereka berada di jalur tepat. Pasalnya, hal itu merealisasikan peluang ekonomi digital Indonesia dan menciptakan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat secara luas.

“Kuncinya sekarang ada pada bagaimana kita mampu menyalurkan antusiasme tersebut menjadi transformasi AI bisnis yang nyata, dengan melakukan tiga hal. Pertama, identifikasi masalah bisnis dan integrasikan AI ke dalam solusinya. Kedua, ambil pendekatan top-down dan bottom-up. Ketiga, prioritaskan pelatihan keterampilan AI bagi setiap individu,” ujar Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia.

Laporan menyurvei 31.000 orang di 31 negara–termasuk Indonesia–terhadap tren ketenagakerjaan dan rekrutmen di LinkedIn, triliunan sinyal produktivitas Microsoft 365, serta riset pelanggan dari perusahaan Fortune 500.

Sediakan media pembelajaran

Bersama laporan tersebut, Microsoft mengumumkan kemampuan baru Copilot for Microsoft 365 dan LinkedIn merilis lebih dari 50 kursus pembelajaran gratis untuk pelanggan premiumnya. Tujuannya, memberdayakan profesional dari semua jenjang untuk meningkatkan kemampuan mereka di bidang AI.

“Seiring dengan perubahan transformatif di tempat kerja karena AI, perusahaan perlu pedoman baru dalam merekrut tenaga kerja,” tambah Rohit Kalsy, Indonesia Country Lead, LinkedIn. 

“Dengan ekosistem tenaga kerja yang berkembang, pemimpin akan mendapatkan perusahaan yang unggul dan kompetitif. Selama mereka memprioritaskan fleksibilitas dan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan tenaga kerja yang siap dengan AI. Sebanyak 69% pemimpin perusahaan di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI. Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya para profesional untuk fokus dalam meningkatkan kemampuan AI melalui pelatihan. Data LinkedIn Learning menunjukkan bahwa peningkatan 65% dalam jam belajar untuk 100 kursus AI/generative AI teratas dari 2022 hingga 2023. Rekor jumlah peserta yang mengikuti kursus AI teratas di LinkedIn sejak Januari 2023 di Asia Tenggara, Australia, dan India.”

Work Trend Index 2024 Soroti Dampak AI terhadap Pekerjaan

Berdasarkan Work Trend Index 2024, terdapat tiga poin utama yang perlu diketahui oleh pemimpin dan profesional di Indonesia tentang dampak AI. Dampak ini berpengaruh terhadap pekerjaan dan pasar tenaga kerja di tahun mendatang.

1. Adopsi AI

Karyawan tertarik untuk mengadopsi AI di tempat kerja dan mereka tidak akan menunggu perusahaan untuk menyediakannya:

  • 92% knowledge workers di Indonesia telah menggunakan AI di tempat kerja. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan angka global (75%) dan Asia Pasifik (83%).
  • 92% pemimpin di Indonesia percaya bahwa mengadopsi AI merupakan hal penting demi menjaga keunggulan kompetitif perusahaan. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan angka global (79%) dan Asia Pasifik (84%). Meski 48% merasa khawatir pemimpin perusahaan belum memiliki visi dan rencana menerapkan AI atau lebih rendah dibandingkan angka global (60%) dan Asia Pasifik (61%).
  • 76% karyawan di Indonesia berinisiatif untuk membawa perangkat atau solusi AI mereka sendiri ke tempat kerja (Bring Your Own AI/BYOAI). Di sisi lain, tren ini berpotensi mengurangi manfaat yang bisa diraih. Alasannya adalah ketika AI digunakan secara strategis dalam skala besar dan membawa risiko tertentu terhadap data perusahaan. Jadi, tugas pemimpin adalah mempertimbangkan bagaimana menerapkan AI dalam skala besar di perusahaan sembari memaksimalkan return on investment (ROI).

2. Buka peluang karier

Bagi karyawan, AI meningkatkan standar dan membuka peluang karier:

  • Sebanyak 69% pemimpin di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI. 76% cenderung merekrut kandidat dengan pengalaman kerja yang lebih sedikit tetapi andal menggunakan AI, dibandingkan kandidat berpengalaman tanpa kemampuan AI.
  • Belajar dari data global, tidak sedikit tenaga profesional yang berinisiatif meningkatkan keterampilan mereka sendiri. Terdapat peningkatan sebesar 142x dalam keanggotaan LinkedIn yang menambahkan keterampilan AI seperti Copilot dan ChatGPT ke profil mereka. Peningkatan 160% dalam tenaga profesional nonteknis yang menggunakan kursus LinkedIn Learning untuk membangun kecakapan AI mereka.
  • Penyebutan AI dalam unggahan peluang kerja di LinkedIn mendorong peningkatan lamaran kerja sebanyak 17%. Kondisi itu mengindikasikan bahwa keberadaan AI tidak dapat dipungkiri lagi. Jadi, perusahaan yang memberdayakan karyawan dengan alat dan pelatihan AI akan menarik talenta terbaik. Profesional yang meningkatkan keterampilan pun akan lebih unggul dibanding mereka yang belum melakukannya.

3. Masa depan dunia kerja

Muncul fenomena AI Power Users dan apa yang mereka ungkapkan tentang masa depan dunia kerja:

  • Penelitian ini memetakan empat tipe pengguna AI. Mereka ialah pengguna skeptis yang jarang menggunakan AI, pengguna novice dan explorer yang sedikit lebih familiar dan sering menggunakan AI, hingga power user yang menggunakannya secara ekstensif.
  • AI sudah menjadi bagian integral dari rutinitas kerja power users. 93% power users di Indonesia menggunakannya untuk memulai hari kerja dan 94% untuk mempersiapkan esok hari (lebih tinggi dibandingkan global di angka 85% dan Asia Pasifik di 88%).
  • Sebanyak 73% power users di sini cenderung lebih tertarik bereksperimen dengan AI, lebih tinggi dibandingkan global (68%) dan Asia Pasifik (51%).

Di Indonesia, berbagai organisasi lintas skala dan industri telah mengintegrasikan generative AI seperti Copilot for Microsoft 365 ke dalam alur kerja sehari-hari. Hal tersebut bertujuan meningkatkan produktivitas, Mereka antara lain adlaah Indosat Ooredoo Hutchinson (Indosat atau IOH). 

Copilot for Microsoft 365 menjadi bagian dari peningkatan produktivitas bagi karyawan Indosat dalam mengelola pekerjaannya. Pengintegrasian kapabilitas Copilot for Microsoft 365 pun telah dilakukan di berbagai fungsi di Indosat. Mulai dari digital, human resource, business-to-business, hingga network. Ini adalah bukti nyata komitmen transformasi Indosat, dari perusahaan telekomunikasi menjadi AI Native TechCo, dan merevolusi lanskap digital di Indonesia.

Memperkaya Pengalaman Dengan Copilot for Microsoft 365

Memahami manfaat generative AI dalam dunia kerja, Microsoft juga mengumumkan inovasi Copilot for Microsoft 365 yang dapat membantu orang berkreasi lebih banyak dengan AI:

  • Fitur auto-complete baru akan hadir di kotak prompt. Copilot akan membantu orang yang baru menuliskan prompt-nya dengan melengkapi serta menyarankan prompt yang lebih rinci berdasarkan apa yang sedang diketik untuk memberikan hasil yang lebih kuat.
  • Fitur rewrite akan membantu pengguna yang tahu keinginan mereka, tetapi tidak memiliki kata yang tepat untuk menjelaskannya, dengan mengubah prompt dasar menjadi lebih kaya dengan sekali klik.
  • Catch up adalah antarmuka chat baru yang menampilkan personal insights berdasarkan aktivitas terbaru dan memberikan rekomendasi yang responsif.
  • Kemampuan Copilot Lab memungkinkan pengguna untuk membuat, menerbitkan, dan mengelola prompt yang disesuaikan dengan mereka, serta untuk tim, peran, dan fungsi spesifik.

Materi Peningkatan Keterampilan Dari LinkedIn 

LinkedIn menyediakan alat AI untuk membantu pengguna tetap unggul dalam karier masing-masing:

  • Untuk peningkatan keterampilan

LinkedIn Learning menawarkan lebih dari 22.000 kursus, termasuk lebih dari 600 kursus AI. Ini untuk membangun kecakapan dalam generative AI, memberdayakan tim dalam suatu perusahaan untuk membuat investasi bisnis yang didorong oleh generative AI, atau menjaga agar keterampilan karyawan tetap tajam. Kursus baru ini gratis dan tersedia untuk semua orang hingga 8 Juli 2024. Selain itu, AI-Powered Coaching di LinkedIn Learning membantu pelajar menemukan konten yang mereka butuhkan guna meningkatkan keterampilan lebih cepat, dengan tingkat personalisasi yang lebih tinggi dan pembelajaran percakapan yang dipandu.

  • Untuk kemajuan karier

Bagi pelanggan LinkedIn Premium, insights yang dihasilkan oleh AI dari feed baik itu unggahan, artikel, atau video (dari artikel hingga komentar) dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan yang relevan atau sekadar memberikan ide.

  • Untuk mencari pekerjaan

Bagi para pengguna yang sedang mencari kerja, fitur LinkedIn juga mempermudah dan mempercepat penemuan pekerjaan ideal. Pengguna dapat menilai kesesuaiannya untuk sebuah peran dalam hitungan detik berdasarkan pengalaman dan keterampilan mereka hingga mendapatkan saran agar lebih unggul di dunia kerja dari segi keterampilan dan network. Sejauh ini, lebih dari 90% pengguna yang memiliki akses mengatakan bahwa ini membantu dalam pencarian pekerjaan mereka.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *