Hiring freeze dan layoff akhir-akhir ini menyebar di seluruh sektor teknologi.
Di awal November 2022, Meta mengumumkan akan memangkas lebih dari 11.000 karyawannya dan memperpanjang hiring freeze hingga kuartal pertama tahun depan dengan beberapa pengecualian.
Twitter juga memberhentikan sekitar setengah karyawannya di bawah kepemilikan baru, Elon Musk. Bahkan Amazon dilaporkan tengah mempersiapkan serangkaian layout eksekutif.
Di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan juga mengalami layoff di bulan November. Seperti GoTo yang melakukan PHK terhadap lebih dari 1.000 karyawannya. Ruangguru juga ikut menyusul tanpa menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.
Dengan banyaknya layoff yang dialami perusahaan, sebagai seorang HR tentunya ada banyak hal yang perlu dilakukan, salah satunya dengan melakukan hiring freeze.
Apa Itu Hiring Freeze?
Hiring freeze atau pembekuan perekrutan adalah skenario di mana sebuah perusahaan berhenti merekrut atau membuat lowongan pekerjaan baru.
Perusahaan ini biasanya mulai sering mengalami kesulitan keuangan dan mulai perlu memotong biaya untuk mengurangi biaya operasional.
Hiring freeze menjadi opsi yang disukai perusahaan untuk menghindari pemutusan hubungan kerja karyawannya.
Faktor lain yang dapat menyebabkan pembekuan dalam sebuah perusahaan adalah ketidakstabilan kondisi pasar dan ekonomi. Pembekuan perekrutan ini bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
Proses hiring freeze tidak hanya terjadi di perusahaan yang sedang tumbuh dan berjuang, namun juga bisa terjadi pada perusahaan yang besar dan sukses bila ingin melindungi margin keuntungan mereka.
Adanya perlambatan ekonomi, perlambatan industri, atau percepatan biaya yang tiba-tiba bisa menyebabkan manajemen menyimpulkan bahwa hiring freeze adalah solusi jangka pendek terbaik.
Pembekuan ini memungkinkan bisnis untuk mengosongkan posisi yang tidak terlalu penting Sehingga secara efektif, perusahaan menekan tombol reset pada kenaikan biaya tenaga kerja.
Setelah menerapkan pembekuan ini, manajemen dapat mengatur ulang kelompok kerja untuk meningkatkan efisiensi. Tentu saja bisnis harus memastikan bahwa hiring freeze tidak mengurangi pendapatan.
Melakukan hiring freeze tidak harus berarti bahwa semua jenis perekrutan dihentikan. Perusahaan bisa terus mengisi posisi penting untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka, serta pekerjaan khusus yang penting untuk proses mereka.
Perusahaan juga bisa membuka perekrutan untuk pekerja paruh waktu atau sementara.
Hiring freeze memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan biaya tanpa memengaruhi fungsi penting seperti penelitian dan pengembangan, produksi, dan penjualan.
Baca juga: PHK Di Perusahaan Teknologi Dan Antisipasi HRD
Alasan Perusahaan Di Balik Hiring Freeze
1. Krisis global
Adanya pandemi COVID-19, bisnis di seluruh dunia terkena dampak yang buruk.
Dalam kasus yang seperti ini, perusahaan bisa menunda perekrutan karyawan baru mereka and memantau pasar serta tren global.
Selama masa ini, pengusaha menjadi lebih konservatif dan berhati-hati untuk mempertahankan tenaga kerja saat ini.
2. Pasar berubah
Kondisi pasar yang berubah dapat berdampak nyata pada perolehan pendapatan dan profitabilitas secara keseluruhan.
Contohnya adalah penurunan dalam industri plafon. Semua perusahaan yang terlibat langsung dalam produksi, distribusi, dan layanan bernilai tambah di industri plafon dapat menerapkan hiring freeze untuk melawan dampak perubahan kondisi pasar.
3. Masalah keuangan
Jika perusahaan menemukan bahwa merekrut karyawan baru akan menghasilkan defisit anggaran untuk periode tertentu (baik jangka pendek atau jangka panjang), maka perusahaan bisa menunggu sampai situasi keuangan membaik.
Perusahaan bisa meningkatkan keuangan dan melakukan hiring freeze sampai merasa kembali mampu memberikan gaji yang cukup tanpa merugikan bisnis.
Anda mungkin tertarik: Definisi Resesi Ekonomi Dan Dampak Bagi Perusahaan
Dampak Hiring Freeze
Seperti yang disebutkan di atas, Meta telah melakukan pemangkasan karyawan hingga 11.000 orang atau sekitar 13% dari tenaga kerjanya. Hal ini merupakan layoff yang paling banyak diantisipasi akhir-akhir ini.
Mark Zuckerberg memberitahu kepada karyawannya bahwa Meta telah berinvestasi berlebihan dalam beberapa tahun terakhir setelah pandemi. Hal ini mendorong peningkatan pendapatan karena meningkatnya aktivitas online.
Namun, alih-alih pertumbuhan Meta yang diproyeksikan terus, Zuckerberg mengatakan perusahaan menderita penurunan ekonomi makro, meningkatnya persaingan, dan kehilangan pendapatan iklan.
Meta telah berjuang sejak rebranding dan melanjutkan investasi di Metaverse. Sejak perubahan merek pada Oktober 2021, harga saham justru terus menurun hingga 70%.
Dalam beberapa bulan terakhir, akhirnya perusahaan memperkenalkan hiring freeze dan metrik kinerja yang ketat kepada karyawannya.
Hiring freeze dapat membebani karyawan yang bertahan di perusahaan karena karyawan yang sudah pensiun, cuti keluarga, cuti sakit, atau keluar karena pekerjaan baru akan kecil kemungkinannya untuk segera diganti.
Hal ini akan memaksa karyawan menambah pekerjaan mereka sendiri dan tanggung jawab pekerjaan dari rekan kerja yang keluar atau tidak masuk.
Kinerja karyawan jadi menurun saat beban kerja meningkat. Hal ini tentunya menyebabkan perputaran karyawan yang tinggi dan membuat hiring freeze tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Hiring freeze dapat mendorong manajer untuk mengabaikan kinerja buruk karyawannya dan tidak mampu melakukan pemecatan.
Merekrut pekerja sementara atau pekerja lepas dapat membantu mengurangi kinerja jangka panjang sekaligus mengurangi penghematan biaya dari hiring freeze.
Karena alasan ini, pembekuan perekrutan sebagian besar merupakan tindakan jangka pendek untuk menahan biaya pengeluaran.
Apa Yang Harus Dilakukan Oleh Tim HR Saat Hiring Freeze?

1. Cek pertumbuhan perusahaan
Memahami seberapa baik perusahaan dapat menahan resesi dapat menempatkan perusahaan pada posisi yang lebih baik selama hiring freeze berlaku.
Abbas dari Talentful merekomendasikan untuk melihat lebih dekat pertumbuhan dan pendapatan perusahaan. HR bisa menanyakan kepada diri sendiri, apakah perusahaan ini tumbuh sebelum pandemi? Apakah perusahaan tumbuh dengan kecepatan yang tetap selama tiga tahun terakhir?
Jika jawaban atas pertanyaan ini adalah iya, maka perusahaan menunjukkan tanda bahwa mereka bisa melewati masa sulit.
2. Fokus pada prioritas perusahaan
Perusahaan yang menerapkan hiring freeze akan mempertimbangkan biaya untuk menjalankan bisnis.
Ketika perusahaan akan melakukan layoff, mereka akan melihat ke area di mana posisi tersebut tidak dibutuhkan. Perusahaan akan cenderung mempertahankan talenta terbaik di perusahaan.
Abbas mengatakan, HR bisa melakukan percakapan terbuka dengan manajer untuk mencari pekerja yang berkinerja tinggi dan berkontribusi pada prioritas utama perusahaan.
3. Jaga talent pipeline
Saat melakukan hiring freeze, penting bagi perusahaan untuk menjaga prospek dan pelamar kerja tetap ‘hangat’.
Sederhananya, perusahaan harus mempertahankan hubungan dengan klien dan talent.
Perusahaan bisa menjaga komunikasi tetap terbuka sehingga bisa berinteraksi dengan kandidat perusahaan dan memberi tahu mereka apa yang terjadi selanjutnya.
Perusahaan juga bisa menjangkau klien baru dan menjaga klien lama.
4. Maksimalkan employer branding
Perusahaan Anda harus mencerminkan etika budaya, dan nilai perusahaan. Semakin banyak usaha yang dilakukan perusahaan, maka akan semakin bagus hasilnya.
Sebanyak 86% wanita an 67% pria AS tidak ingin bergabung dengan perusahaan yang memiliki reputasi buruk. Hal ini membuat employer branding sangat bermakna.
Dengan employer branding akan menentukan apakah kandidat mempercayai perusahaan atau tidak.
5. Inovasi proses rekrutmen
Jika perusahaan melakukan hiring freeze maka perusahaan bisa menggunakan waktu luang untuk memikirkan kembali proses perekrutan.
Gali lebih dalam metrik perekrutan perusahaan Anda untuk mencari tahu apa saja kekurangan dan bidang yang diperlukan. Perusahan bisa menemukannya langsung dari data dan dasbor analistik sistem pelacakan pelamar perusahaan.
Setelah Anda mengatasi masalah yang perlu ditangani, maka perusahaan bisa fokus pada pembuatan inovasi proses perekrutan. Hal ini akan membuat perusahaan Anda berbeda dari pesaing Anda.
6. Program learning & development
Program learing & development atau program L&D adalah kerangka kerja yang menyediakan sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan karyawan untuk meningkatkan keterampilan.
Ada banyak jenis program yang bisa diterapkan saat hiring freeze berlaku di perusahaan. Namun, sebagian besar memiliki karakteristik yang sama.
Secara umum, program L&D harus memberi karyawan akses ke:
- Kesempatan belajar terkait pekerjaan
- Pelatihan dan sumber daya terbaru sejalan dengan tren industri
- Lingkungan yang mendukung dan mendorong karyawan untuk berkembang
- Sumber daya and materi disajikan dengan cara menarik yang sesuai dengan gaya belajar karyawan
Program L&D yang efektif sangat penting untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik.
7. Manfaatkan recruitment agency
Jika perusahaan mulai mengalami peningkatan dan butuh tambahan karyawan, maka perusahaan bisa menggunakan jasa recruitment agency.
Recruitment agency atau agen perekrutan adalah perusahaan jasa yang mencocokkan kandidat dengan pemberi kerja yang sesuai.
Dengan memanfaatkan jasa ini, perusahaan bisa menghemat biaya awal pemasaran dan mudah menemukan dan menarik bakat yang tepat.
Perusahaan jasa ini juga memberi perusahaan akses ke pengetahuan pasar yang mereka miliki. Perusahaan jasa ini juga akan memberikan rentang gaji umum untuk beberapa posisi tertentu dan keterbukaan terhadap peluang baru.
Contoh Kasus: Tesla Jalankan Hiring Freeze
Tesla telah memberikan pengumuman bahwa mereka melakukan hiring freeze dan mengonfirmasi bahwa akan ada gelombang layoff pada kuartal berikutnya.
Pada bulan Juni, Elon Musk meminta eksekutif Tesla untuk menangguhkan semua perekrutan dan memangkas sampai 10% karyawannya.
Seperti yang diketahui banyak orang, Tesla telah berkembang selama bertahun-tahun belakangan ini dan sering menyebabkan adanya ketidakefisienan yang akhirnya menyebabkan layoff.
Sekarang, Electrek mengetahui bahwa Tesla telah memberlakukan hiring freeze dan berencana melalukan layoff pada kuartal pertama 2023.
Tidak jelas sejauh mana pembekuan perekrutan ini akan berlangsung karena Tesla masih berencana untuk memperluas lokasi manufaktur di beberapa tempat.
Namun, rencana ini terjadi saat saham Tesla telah menurun sepanjang tahun, bahkan keuangan Tesla mencapai rekor baru hampir setiap kuartal.
Elon Musk memperingatkan tentang resesi yang akan datang, menunjukkan bahwa Tesla tengah mengalami kuartal yang buruk. Terlebih kini, Tesla mengeluarkan diskon untuk menjual mobil pada akhir kuartal.
Setidaknya, jika putaran PHK dan pembekuan perekrutan Tesla sebelumnya adalah indikasi, perusahaan umumnya dengan cepat kembali meningkatkan jumlah karyawannya.
Penutup
Hiring freeze memang dapat menimbulkan kebingungan di awal untuk perusahaan mana pun, namun perusahaan bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk mengembangkan potensi karyawannya.
Perusahaan harus fokus alam memberikan pengalaman terbaik kepada klien sambil mencari solusi yang lebih baik untuk perusahaan.
Leave a Reply