Artificial intelligence telah merampingkan banyak hal, termasuk membantu pekerjaan HR dalam proses rekrutmen, pelatihan, hingga mengelola administrasi.
Jelas, hal tersebut memudahkan pekerjaan, menghemat waktu, dan meminimalisir kesalahan. Namun, Gartner memaparkan bahwa AI dapat menghilangkan 1,8 juta pekerjaan tingkat menengah dan rendah dalam beberapa tahun ke depan. Di sisi lain, AI menciptakan 2,3 juta pekerjaan tambahan pada 2020.
Ken Lazarus, CEO Scout Exchange, marketplace rekrutmen berbasis AI di Amerika Serikat, berpendapat bahwa AI tidak akan menggantikan semua pekerjaan HR, tetapi menyebabkan perubahan dan gangguan yang signifikan, termasuk penghapusan beberapa pekerjaan.
Memahami Bidang Artificial Intelligence
Artificial intelligence merupakan bidang ilmu komputer yang memungkinkan mesin berpikir seperti manusia. Tujuannya, agar mesin memecahkan masalah kognitif yang berhubungan dengan kecerdasan manusia.
AI bekerja dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin (machine learning) yang meniru fungsi kognitif manusia. Dengan demikian AI akan mengerjakan berbagai tugas berpikir manusia yang mencakup pembelajaran, pemecahan masalah, penalaran, hingga pemrosesan bahasa.
Penggunaannya telah diterapkan di berbagai sektor industri, seperti keuangan, ritel, kesehatan, energi, hingga transportasi. Biasanya, perusahaan menyandingkan AI dengan data-data dan beragam informasi, sehingga mereka dapat bekerja lebih efisien.
Peran Artificial Intelligence Dalam Pekerjaan HR
Banyak yang mengatakan AI mampu mengotomatisasi dalam skala besar, sehingga dapat menghilangkan beberapa pekerjaan. Hal itu terbatas pada tugas berulang dan tak memerlukan campur tangan manusia terlalu sering.
Lazarus menambahkan AI memang dapat melakukan otomatisasi, seperti melakukan penyaringan CV dan penjadwalan interview. Namun, pekerjaan yang berhubungan dengan komunikasi atau memutuskan penerimaan kandidat masih menjadi tugas HR.
Berikut ini peran AI dalam membantu pekerjaan HR:
1) HR administration
AI berperan dalam HR administration, terutama pekerjaan berulang dan volumenya tinggi. Mulai dari manajemen kehadiran, hak karyawan, data kinerja, dan informasi gaji.
Aplikasi administrasi HR yang menggunakan AI, di antaranya human resources information system (HRIS) dan applicant tracking system (ATS). Aplikasi akan memberitahu manajer HR jika terdapat kandidat yang sesuai kriteria dan mengotomatisasi proses rekrutmen.
2) Talent acquisition
Menurut laporan CEIPAL, perusahaan penyedia SaaS, dua pertiga dari semua staffing company akan mengadopsi ATS berbasis AI pada akhir 2020, karena memberikan peringkat pada kandidat potensial berdasarkan kriteria yang diinginkan.
Bahkan AI dapat mengidentifikasi kandidat pasif (berminat pada lowongan kerja, tetapi urung mengirimkan aplikasi). Caranya, menggunakan analisis data yang mencakup pendidikan, pengalaman, keahlian, rekomendasi, dan media sosial.
3) Learning and development
Manajemen learning and development yang diperkuat dengan AI menciptakan jenis pembelajaran berdasarkan kebutuhan maupun keahlian karyawan.
AI dapat mengidentifikasi dan merekomendasikan program pelatihan untuk karyawan dengan menganalisis peringkat dan merekomendasikan program yang mungkin disukai oleh mereka. Cara kerjanya mirip konsep di e-commerce atau layanan video pengaliran, yang merekomendasikan produk atau tontonan kepada penggunanya.
4) Employee engagement
AI pada employee engagement diaplikasikan pada chatbot atau platform komunikasi lainnya.
Chatbot mampu memahami pertanyaan manusia dan menjawabnya meski ada pertanyaan yang sama. Di platform komunikasi, HR dapat mengecek umpan balik karyawan serta menilai motivasi, kinerja, promosi, hingga kompensasi.
Manfaat Artificial Intelligence
Pada 2019, Oracle and Future Workplace melaporkan praktisi HR menyambut baik integrasi AI dalam proses kerja mereka.
Sebanyak 65% pekerja optimis, bersemangat, dan bersyukur memiliki rekan kerja robot, dan hampir seperempatnya melaporkan memiliki hubungan harmonis dan puas dengan AI di tempat kerja. Berikut ini manfaat AI dalam pekerjaan HR:
#1 Penasihat HR
Bayangkan jika Anda memiliki penasihat pribadi yang memberikan nasihat tentang dunia HR? Betapa menyenangkan jika ia mempermudah pekerjaan Anda.
Penasihat tersebut adalah AI, yang akan menyaring ribuan aplikasi lebih cepat, merekomendasikan kandidat yang tepat, serta menganalisis pengalaman, kemampuan, hingga keterampilan kandidat. Ia meminimalisir kesalahan yang dapat dibuat oleh HR ketika merekrut kandidat.
#2 Analisis tenaga kerja
Jayson Saba, Senior Director of Product Marketing Kronos, mengatakan tim HR dapat menggunakan AI dengan memanfaatkan data tenaga kerja untuk memprediksi potensi karyawan, kelelahan kerja, keterlibatan karyawan, hingga risiko kerja.
Mereka dapat membuat strategi pengelolaan tenaga kerja, seperti mengatur jadwal kerja terutama mereka yang bekerja sebagai frontliner, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kinerja tim, dan mempertahankan karyawan terbaiknya.
#3 Merencanakan kesuksesan perusahaan
Bagaimana AI merencanakan kesuksesan perusahaan? Hal ini bermula dari divisi HR. Michael Cohen, Chief Product Officer di Achievers, mengatakan AI memberikan HR berupa sumber daya dan insight dari karyawan.
Selanjutnya, HR akan menganalisis dan membuat keputusan untuk mendukung kebutuhan karyawan. Sehingga kinerjanya meningkat dan menurunkan level turnover.
#4 Menciptakan pembelajaran adaptif
AI akan bermanfaat bagi HR yang bertugas dalam bidang learning and development untuk menciptakan program pembelajaran adaptif yang mampu memenuhi kebutuhan karyawan.
Cara AI mengadopsi program pembelajaran adaptif, antara lain:
- Personalisasi pembelajaran berdasarkan pekerjaan, keterampilan, dan rencana pengembangan serta tujuan masa depan
- Menetapkan tugas dan proyek lintas divisi berdasarkan keahlian karyawan melalui saluran pembelajaran
- Mencocokan pekerjaan dan rekomendasi berdasarkan relevansi kebutuhan karyawan
- Menyediakan chatbot untuk karyawan dan pimpinan untuk memenuhi informasi
Kolaborasi Artificial Intelligence Di Divisi HR
AI bukanlah ancaman atau menyingkirkan pekerjaan HR. Jika dilihat dari peran dan manfaat, sudah saatnya divisi HR berkolaborasi dengan AI.
AI bekerjasama dengan manusia
Kehadiran AI tidak pernah bisa menggantikan manusia. Memang, AI mengotomatisasi tugas HR sehari-hari, tetapi AI diciptakan, diprogram, dan dikelola oleh manusia.
Jadi, HR harus mampu menyesuaikan diri untuk bekerjasama dengan sesama manusia dan mesin (AI). Anda harus cepat membekali diri dengan keterampilan baru untuk mengelola antarmuka antara teknologi dan manusia.
HR mendorong perubahan
HR berperan untuk mendorong perubahan yang efektif di tempat kerja, termasuk perubahan teknologi seperti AI. Oleh karena itu, tim HR perlu memahami cara kerja AI sehingga mengubah strategi komunikasi dan pengelolaan karyawan lebih baik dan relevan.
Bias AI Dalam HR
AI tidak diciptakan untuk melakukan bias. Namun, jika Anda memberikan data-data yang tidak diseleksi secara terus menerus, ia akan memproduksi algoritma bias.
Misalnya, HR fokus pada data kandidat dari lulusan universitas tertentu atau pernah bekerja di perusahaan terbuka dan mengesampingkan kompetensi kandidat.
Akibatnya, HR tidak akan menerima data kandidat yang bukan dari universitas terkemuka, tetapi kompetensinya sangat mumpuni. Ini terjadi karena AI tak memiliki kemampuan yang sama seperti manusia ketika membuat keputusan.
Laporan Chartered Insurance Institute (CII) menemukan bias gender dalam kumpulan data yang digunakan untuk algoritma AI.
Caitlin McGregor, salah satu pendiri dan CEO di Plum, mengatakan HR harus memperhatikan ke pelatihan data yang akan digunakan pada machine learning agar AI memiliki hasil yang efektif dan adil.
Leave a Reply