layoff

Pentingkah Cari Karyawan yang Tepat Setelah Layoff 2022?

Ribuan bahkan ratusan pekerja telah di-PHK dengan jumlah yang cukup besar sepanjang 2022, namun, beberapa perusahaan kini kembali cari karyawan yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas perusahaan. 

Gelombang layoff ini menghantam hampir seluruh sektor di seluruh dunia. Amazon sendiri telah memangkas sekitar 9.000 karyawan lagi setelah sebelumnya telah melakukan layoff pada 18.000 karyawannya.

Tak hanya itu, mass layoff juga masih kembali terjadi di awal tahun 2023. Google telah mem-PHK 12.000 pekerja dan mengatakan kalau mereka telah memperkerjakan sejumlah orang yang memiliki peran penting dalam jumlah terbatas.

Meta juga memberhentikan 11.000 karyawan mereka pada November 2022, namun masih merekrut ratusan posisi penting menurut portal karir mereka.

Di Indonesia sendiri, mass layoff juga terjadi pada e-commerce terkemuka, PT Shopee Indonesia telah memutuskan untuk melakukan layoff pada 3% karyawan mereka.

Langkah ini juga diambil oleh Zenius, di mana perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan dan teknologi ini melakukan layoff pada 200 karyawannya atau sebanyak 25% dari total karyawan.

Bahkan pihak manajemen Zenius mengatakan, bahwa tindakan PHK massal ini terjadi karena perusahaan sedang mengalami kondisi makro ekonomi terbutuk dalam beberapa tahun terakhir.

Sebenarnya mengapa layoff ini bisa terjadi di seluruh dunia?

Layoff Massal 2022, Perusahaan Banyak Kehilangan Talent

fenomena layoff mass pada tahun 2022 ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kenaikan suku bunga acuan dari bank sentral.

Menurut Guardian, di Amerika Serikat sendiri banyak perusahaan rintisan yang terbebani dengan suku bunga The Fed yang kian tinggi.

Alhasil jika usaha kecil di AS memiliki pinjaman sekitar US$1 juta, beban bunganya akan meningkat tahun depan dari US$70 ribu menjadi US$110 ribu.

Ini membuat perusahaan khususnya sektor teknologi tidak akan mampu membayar beban pinjaman karena pemodal ventura dan investor lain menarik pendanaan mereka dari perusahaan yang tidak menghasilkan profit. Hal inilah yang mengakibatkan PHK terhadap puluhan ribu orang dan menutup ratusan perusahaan.

Tentunya ini berdampak pada perusahaan teknologi yang sudah mapan di Indonesia seperti JD.ID. Pada pertengahan Desember 2022, perusahaan ini melakukan layoff kepada 30% pekerjanya karena alasan kondisi ekonomi makro.

Tantangan kenaikan suku bunga dari bank sentral di skala global dan berlangsungnya gejolak geopolitik Rusia – Ukraina akan terus membayangi perusahaan teknologi.

Tak heran, perusahaan kemudian melakukan adaptasi besar-besaran untuk menjawab tantangan bisnis ini. Salah satunya adalah dengan melakukan perampingan karyawan agar perusahaan terus bergerak sesuai dengan perubahan.

Tips Agar Perusahaan Menghindari Layoff Masal

layoff

Apakah layoff adalah salah satu cara terbaik bagi perusahaan yang ingin memangkas biaya?

Ada beberapa alternatif lain yang bisa digunakan perusahaan, seperti:

1. Cuti

Cuti bisa jadi cara jangka pendek untuk menghindari layoff.

Menurut seorang konsultan kinerja senior di Insperity,  Professional Employer Organization (PEO), Jill Chapman mengatakan, cara ini bisa menghemat uang tanpa harus kehilangan karyawan sama sekali.

Cuti yang dimaksud adalah cuti wajib tetap sementara. Seorang karyawan bisa mengambil cuti bekerja dengan jadwal yang dikurangi atau mengambil cuti yang tidak dibayar.

2. Job sharing

Job sharing memungkinkan dua karyawan berbagi tugas dalam pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh satu karyawan.

Dengan pembagian kerja ini diharapkan dapat mengurangi jam kerja, mengurangi biaya, dan memberikan karyawan kemampuan untuk melanjutkan jadwal kerja normal begitu bisnis kembali membaik.

3. Pemotongan gaji

Dengan pemotongan gaji, perusahaan dapat mencegah bisnis kehilangan banyak biaya.

Namun, strategi ini merugikan karyawan, apalagi mereka harus terus menjalani hidup di tengah inflasi yang tinggi.

Agar cara ini efektif, perusahaan harus memiliki kesepakatan bersama berupa persentase pemotongan. Walau cara ini merugikan dalam jangka pendek, namun menjadi alternatif yang stabil bagi karyawan dan perusahaan.

4. Pemotongan tunjangan

Selain pemotongan gaji, perusahaan juga bisa melakukan pemotongan tunjangan atau bonus.

Menurut Nicole Barra Conde, pendiri dan Chief Operating Officer dari Strider (platform perekrutan online internasional), perusahaan untuk sementara bisa mengurangi tunjangan untuk ‘membeli waktu perusahaan’ dan membalikkan keuangannya.

Twitter sendiri yang juga melakukan layoff pada 2022 saat ini belum memenuhi sasaran kinerja keuangan sehingga kemungkinan karyawan yang bertahan saat ini hanya menerima setengah dari jumlah bonus tahunan.

5. Hire pekerja kontrak

Tim Rowley, Chief Operating Officer dan Chief Technology Officer dari PeopleCaddie mengatakan, alternatif lain perusahaan selain melakukan layoff adalah dengan memastikan tenaga kerja perusahaan Anda menampilkan perpaduan yang seimbang antara pekerja kontrak dan karyawan tetap.

Saat kondisi pasar nantinya berubah, kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja juga berubah.

Perusahaan harus dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang berubah dengan cepat ini. Tak heran, perusahaan harus menentukan komposisi tenaga kerja yang optimal antara pekerja kontrak dan karyawan tetap agar lebih fleksibel dan tetap gesit serta kompetitif.

6. Investasi dalam Cross-Training Program

Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan untuk menghindari layoff adalah dengan berinvestasi pada program cross training secepat mungkin.

Jika anggota tim Anda fleksibel dan dapat bekerja dalam berbagai peran, maka Anda bisa mengalihkannya saat satu departemen mengalami stagnasi.

Tim dengan keahlian dan kemampuan yang beragam harus dimiliki oleh para pemimpin perusahaan di semua industri jika ingin memastikan produktivitas yang maksimum.

Mencari Karyawan yang Paling Cocok dengan Perusahaan

Setelah sepanjang 2022 terjadi banyak layoff, kini banyak perusahaan yang kembali bangkit dan mulai mempersiapkan diri untuk cari karyawan baru.

Namun, kali ini perusahaan harus memiliki strategi yang lebih matang agar bisa mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan perusahaan.

1. Cek resume karyawan dengan cermat

Saat menyaring resume, carilah kandidat yag memiliki pengalaman yang sejalan dengan nilai perusahaan daripada keterampilan teknis semata yang dimiliki.

Misalnya, jika keingintahuan dan pembelajaran adalah nilai perusahaan Anda, maka seseorang yang pernah bekerja di bidang bisnis yang berbeda atau bidang yang tidak terkait mungkin bisa Anda pertimbangkan.

Namun, jika sebaliknya, Anda tidak perlu mengambil risiko agar tidak menghabiskan waktu untuk melakukan training kembali.

2. Challenge keterampilan kandidat

Saat cari karyawan di tengah kebangkitan perusahaan, Anda bisa menantang para kandidat yang bermotivasi tinggi sebelum diajarkan di tempat kerja. 

Jika tantangan tersebut diajarkan di tempat kerja, perusahaan Anda bisa mempertimbangkan untuk menghapusnya dari deskripsi pekerjaan agar mendapatkan akses ke individu yang lebih besar yang mungkin melamar.

Misalnya, beberapa pekerjaan mengharuskan pelamar untuk memiliki keterampilan Microsoft Excel, tetapi jika pekerjaan tersebut tidak memerlukan pemodelan statistik atau otomatisasi, orang yang bekerja keras dan cerdas mungkin dapat dengan cepat mempelajari Excel yang mereka butuhkan. 

3. Lakukan wawancara komprehensif

Anda bisa melakukan wawancara mendalam dengan kandidat terpilih. 

Pertanyaan seperti, “Ceritakan tentang saat Anda mencapai sesuatu yang menantang, apa saja yang dipelajari?” atau “Ceritakan tentang waktu Anda bagaimana mempelajari suatu topik atau saat melaksanakan proyek?”.

Jawaban dari kandidat akan membantu mengungkapkan apakah mereka memiliki orientasi pertumbuhan dan kesabaran yang dibutuhkan perusahaan Anda atau tidak.

Penutup

Banyak perusahaan yang muncul dan tumbuh saat pandemi, sehingga memperkerjakan karyawan dengan cepat untuk memenuhi permintaan. Tampaknya hal ini menjadi kesalahan perhitungan bagi perusahaan ketika permintaan tetap datar.

Dalam dua tahun masa pandemi, periode pertumbuhan bisnis mengalami kenaikan yang dramatis. Namun, ketika terjadi perubahan suku bunga dari bank sentral, banyak perusahaan yang akhirnya melakukan layoff.

Ekonomi di awal tahun 2023 perlahan mengalami penurunan layoff, bahkan jumlahnya sangat rendah dibandingkan sepanjang tahun 2022. 

Ini juga berarti beberapa perusahaan mulai kembali bangkit dan cari karyawan. 

Dengan strategi baru merekrut karyawan yang lebih mengutamakan kemampuan daripada keterampilan dapat mencegah PHK di semua sektor perusahaan. Contohnya adalah dengan melakukan beberapa tips di atas.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *