business acumen

Pentingnya Business Acumen Bagi HR Dan Cara Memelajarinya

Dengan business acumen yang kuat, praktisi HR tak hanya dianggap sebagai pelaku bidang administrasi, tetapi juga memiliki kemampuan strategis dalam menyelaraskan inisiatif HR development dengan prioritas bisnis.

Survei terbaru mengungkapkan keprihatinan organisasi global terhadap kesenjangan antara prioritas HR dan bisnis. Pemimpin HR (8%) merasa kurang terampil, sementara pemimpin bisnis (42%) mengaku kinerja HR tak mencapai level teratas.

Mayoritas eksekutif bisnis mengkhawatirkan disinkronisasi strategi bisnis dan inisiatif HR. Akar masalah ini perlu dicari.

Dua penyebab utama kekhawatiran eksekutif adalah kurangnya kualifikasi praktisi HR dalam manajemen bisnis terapan dan minimnya investasi perusahaan dalam pengembangan kecerdasan bisnis tim HR.

Seorang profesional HR dengan business acumen akan memahami bidang bisnis seperti keuangan,pelanggan, produk, kompetisi, dan pasar.

Keterampilan vital ini menjembatani kesenjangan antara kesiapan HR dan tujuan perusahaan, mendukung pertumbuhan dan produktivitas. Proses ini dimulai dengan memperoleh kecerdasan bisnis.

Memahami Apa yang Dimaksud dengan Business Acumen 

Business Acumen atau ketajaman bisnis adalah kemampuan memahami dan menciptakan proses, kebijakan, dan aktivitas yang sejalan dengan visi organisasi, demi mendorong kinerja finansial dan kepemimpinan yang lebih baik. Ini juga dikenal sebagai kecerdasan bisnis.

Praktisi HR profesional dengan ketajaman bisnis akan bisa memahami prinsip-prinsip bisnis inti, operasi internal dan eksternal, serta tujuan perusahaan. 

Mereka secara strategis menyesuaikan kebijakan dan aktivitas harian untuk optimal melayani organisasi dan pelanggan, mengarah pada peningkatan laba.

Mereka menyadari bahwa strategi bisnis merupakan bagian integral dari sumber daya manusia dan penting dalam melayani karyawan dan pelanggan secara optimal.

Semua itu nantinya akan dikaitkan dengan bagaimana para praktisi HR membangun strategi yang berkaitan dengan talent management.

Ketika praktisi HR menguasai bahasa dan operasi bisnis, dampaknya akan  signifikan pada perusahaan. Ini memberikan nilai tambah, memungkinkan strategi bisnis yang menguntungkan, dan meningkatkan daya saing.

Pemahaman penuh terhadap tujuan dan nilai perusahaan akan memberi Anda keyakinan dan kredibilitas sebagai profesional HR. 

Dengan ini, Anda mampu mengambil tindakan dan perubahan yang efektif, serta memperoleh dukungan dan kepercayaan dari pimpinan senior.

Alasan HR Wajib Paham Business Acumen

Berkontribusi dalam keputusan bisnis

Ini adalah alasan paling utama. Data dan informasi resmi karyawan yang dimiliki oleh tim HR memiliki potensi besar sebagai alat kuat dalam pengambilan keputusan bisnis yang tepat. Begitu pula sebaliknya.

Keterampilan dan pengalaman karyawan juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan tertentu, menciptakan kesempatan pertumbuhan bagi individu dan perusahaan.

Membina hubungan baik dengan karyawan

Mengembangkan business acumen tim HR melalui pertemuan dan diskusi dengan anggota perusahaan lainnya dapat memperkuat hubungan, memahami peran dan interaksi, serta meningkatkan pemahaman tugas tiap divisi.

Tidak hanya komunikasi membaik, HR semakin mendapatkan insight mengenai bisnis dan bagaimana mereka harus berkontribusi pada perusahaan lebih baik lagi.

Meningkatkan produktivitas tim

Dengan meningkatkan ketajaman soal bisnis, tim HR bisa memperbaiki produktivitas tim dalam manajemen waktu dan keuangan. Di mana dua aspek ini adalah hal yang krusial bagi kelangsungan bisnis apa pun.

Keterampilan Dan Komponen Business Acumen Yang Diperlukan Oleh HR

Untuk meningkatkan pemahaman mengenai kecerdasan bisnis, tim HR bisa fokus pada dua hal, yaitu keterampilan dan komponen business acumen itu sendiri. Simak penjelasan detailnya.

Keterampilan 

Data literacy

Keterampilan pertama adalah literasi data, yang terdiri dari dua dimensi yaitu membaca dan menerapkan data, serta terjemahan analitik. 

Terdapat lima perilaku dalam pendekatan data driven yaitu membaca, menerapkan, membuat, mengkomunikasikan, dan menerapkan HR berbasis bukti. 

Setiap perilaku ini memiliki tiga tingkat kemahiran seperti dasar, menengah, dan mahir. 

Misalnya, dalam dimensi ‘menerapkan data’, tingkat dasar berfokus pada pemahaman data dalam laporan, pelaku menengah mengubah data menjadi informasi di spesialisasi HR, dan pelaku mahir menghasilkan informasi berharga melalui analisis diagnostik dari berbagai sumber data.

Framework ini memetakan kinerja individu dan kelompok dalam skala kompetensi dengan tiga tingkatan kinerja, menggunakan isyarat perilaku untuk mengidentifikasi tingkat kemahiran dan membantu mengisi kesenjangan keterampilan, baik untuk pengembangan pribadi maupun manajemen kinerja.

Business acumen

Keterampilan inti kedua adalah business acumen, yaitu kemampuan menerjemahkan tujuan dan konteks bisnis ke dalam strategi serta memposisikan kebijakan dan aktivitas HR sesuai dengan kepentingan organisasi.

Profesional HR yang memiliki keterampilan ini akan memahami dinamika internal perusahaan dan interpretasi konteks pekerjaan. 

Mereka menyelaraskan kebijakan dengan pelanggan akhir untuk mengoptimalkan nilai yang disampaikan, serta berkontribusi dalam menciptakan strategi bisnis dan HR.

Digital proficiency

Keahlian digital, sebagai keterampilan ketiga, adalah kemampuan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta nilai bisnis HR. Ini melibatkan kesadaran teknologi, penanaman teknologi, dan budaya digital. 

Meskipun semua dimensi ini penting, pembangunan budaya digital memiliki dampak paling besar. 

Pembinaan digital bertujuan membangun budaya teknologi di perusahaan melalui perilaku kepemimpinan digital dan juara pembelajaran. Ini memungkinkan HR untuk memimpin dan mendorong digitalisasi dalam perusahaan.

People advocacy

Keterampilan terakhir dalam HR adalah menjadi people advocacy, mencakup pembangunan budaya, praktik orang, juara tempat kerja, dan komunikasi ahli. 

Meskipun semua dimensi ini penting, people advocacy paling banyak dikuasai.  Meningkatkan kompetensi ini memerlukan usaha khusus melalui pelatihan formal, kolaborasi proyek, pendampingan, dan rencana pengembangan kepemimpinan.

Komponen

Context interpretation

Interpretasi konteks adalah pemahaman tentang dinamika internal perusahaan dan faktor eksternal seperti tren pasar, kekuatan ekonomi, dan faktor sosial yang memengaruhi bisnis.

Customer orientation

Orientasi pelanggan adalah pemahaman tentang produk, layanan, dan pelanggan akhir, serta penyesuaian kebijakan HR untuk nilai optimal. Ini membutuhkan pengetahuan yang solid tentang orang, budaya, kepemimpinan, dan perubahan dinamis.

Strategic co-creation

Penciptaan strategi melibatkan pemahaman mendalam HR tentang nilai perusahaan serta berkolaborasi dalam merancang strategi bisnis yang sejalan dengan visi para pemimpin, melampaui aspek keuangan dan operasional.

Strategi Meningkatkan Pemahaman Business Acumen

business acumen

Setelah mengetahui pentingnya HR memiliki ketajaman bisnis, bagaimana Anda, para praktisi HR di perusahaan, meningkatkan skill tersebut?

Cek beberapa cara berikut!

Kembangkan Pemahaman Tentang Bisnis Perusahaan

HR dapat mengembangkan pemahaman menyeluruh tentang operasi dan aliran keuangan perusahaan, mengenali produk atau layanan, serta jawab pertanyaan kunci tentang prioritas pemimpin, pelanggan utama, produk menguntungkan, dan metrik kinerja. 

Ini adalah pengetahuan penting bagi semua profesional HR, dari yang baru mulai hingga level tertinggi.

Pahami Basis Pelanggan

Mengetahui siapa pelanggan akhir Anda memungkinkan pemberdayaan tenaga kerja untuk optimal melayani pelanggan. 

Pelajari target pelanggan, kebutuhan, tantangan, pesaing, dan keunikan Anda. Maka HR akan berperan dalam peningkatan nilai layanan, pelayanan yang lebih baik, dan pertumbuhan keuntungan.

Pelajari Ilmu Manajemen

HR harus memahami tantangan utama dan cari solusi, tingkatkan kesadaran akan dampak keputusan manajerial pada perusahaan secara menyeluruh, dan pertimbangkan kebutuhan perusahaan yang lebih luas. 

Memahami ilmu manajemen ini cocok untuk HR manajerial, karena membantu merangkai keputusan menuju tujuan besar dan peningkatan hasil keuangan, misalnya melalui pelatihan manajemen.

Mentoring

Pada tahap kemajuan karir HR, keterampilan komunikasi menjadi semakin krusial. Mencari mentor atau pelatih yang berpengalaman, baik dalam perusahaan maupun di luar, dapat membantu mengembangkan keterampilan ini yang sulit dikuasai sendiri.

Penutup

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, business acumen menjadi kunci kesuksesan. Kemampuan memahami dan menerjemahkan tujuan bisnis menjadi strategi yang tepat adalah landasan penting. 

Dengan business acumen yang kokoh, pengambilan keputusan lebih terarah, peluang dimaksimalkan, dan risiko diminimalkan. 

HR yang memiliki wawasan bisnis yang mendalam mampu mengarahkan perusahaan menuju pertumbuhan berkelanjutan. 

Investasi dalam pengembangan business acumen akan memberi keuntungan jangka panjang, membuka peluang baru, dan memperkuat daya saing di pasar yang terus berkembang.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *