job hopper

Job Hopper: Plus & Minus Di Mata Perusahaan

Istilah job hopper mengacu pada seseorang yang sering berganti pekerjaan dalam waktu yang singkat. Ini menjadi masalah serius di mata perekrut.

Ada anggapan bahwa job hopping pada gen y dan gen z paling banyak terjadi dibandingkan generasi sebelumnya. Kedua generasi ini tidak bisa terikat dengan satu tempat kerja.

Apakah Anda beranggapan hal sama? Bagaimana pendapat Anda tentang job hopper yang selalu mencari peluang baru?

Alasan Mereka Menjadi Job Hopper

Job hopping atau perpindahan tempat kerja merujuk pada praktik beralih ke beberapa pekerjaan dalam waktu relatif singkat.

Sindrom berpindah pekerjaan ini bukanlah perilaku yang harus dihindari oleh perusahaan. Meskipun perilaku job hopper dapat menimbulkan masalah.

Ketika seseorang terjebak dalam sindrom job hopping, ia merasa tidak puas dengan tempat kerja baru atau harapannya tidak sesuai dengan perusahaan.

Takbutuh waktu lama, ia mulai mencari pekerjaan baru. Tanpa sadar, ia membentuk pola dan mengulangi kesalahan yang sama.

Biasanya, job hopping terjadi di kalangan pekerja muda dan cenderung berkurang seiring mereka bertambah usia dan karier yang berkembang.

Berdasarkan penelitian, job hopping tidak terjadi pada generasi tertentu. Generasi baby boomer dan gen x pun ada yang menjadi job hopper.

Ada beberapa alasan seseorang melakukan job hopping, yaitu:

Karier

Job hopping memberikan kesempatan seseorang untuk mendapatkan posisi lebih tinggi di perusahaan lain. Ini juga dapat memberikan peluang untuk memperoleh keterampilan baru, pengalaman praktis, dan tanggung jawab lebih banyak.

Bahkan job hopping bisa membantu mempercepat kemajuan karier, terutama bagi mereka yang berpotensi tetapi tidak memiliki kesempatan tersebut di tempat kerja sekarang.

Dengan berganti pekerjaan, ia dapat mengeksplorasi peluang baru dan meningkatkan karier secara keseluruhan.

Kompensasi

Salah satu alasan job hopper adalah mengejar kompensasi lebih tinggi. Hal ini sah-sah saja, karena kompensasi adalah bentuk penghargaan atas kontribusi karyawan terhadap perusahaan.

Generation shift

Angkatan kerja saat ini berbeda dari sebelumnya. Sekarang, kehadiran milenial dan gen z mendominasi pasar tenaga kerja.

Gen z memiliki kontrol aktif atas karier dan menghadapi banyak pilihan karier. Jika berpindah ke perusahaan lain dapat mencapai kemajuan karier, mengapa tidak dilakukan.

Job Hopper, Sinyal Merah Atau Hijau Bagi Perusahaan?

Bagi sebagian perusahaan, job hopper masih dipandang sebelah mata. Meski ada pula yang melihatnya sebagai peluang.

Bagaimana menimbang job hopper memiliki sinyal merah atau hijau?

Dulu

Masih banyak pengusaha yang melihat job hopper sebagai sinyal merah. Dulu, perpindahan kerja sering bertahan selama 25 tahun pada satu perusahaan. Perusahaan pun masih memberi nilai loyalitas.

Sekarang

Dorongan utama di balik job hopper adalah fenomena the great resignation atau gelombang pengunduran diri besar-besaran.

Menurut LinkedIn pada 2022, terjadi peningkatan sebesar 37% dalam jumlah pengguna LinkedIn di Amerika Serikat yang berpindah pekerjaan pada 2021. Gen z menjadi generasi yang paling banyak melakukan perpindahan pekerjaan.

Penelitian CareerBuilder pada 2021 menunjukkan bahwa rata-rata pekerja gen z hanya bertahan dua tahun tiga bulan dalam satu pekerjaan. Sementara, milenial rata-rata bertahan selama enam bulan lebih.

Hal ini menggambarkan tren perpindahan pekerjaan yang lebih sering terjadi di kalangan generasi muda, dengan generasi Z menjadi kelompok yang paling aktif dalam mencari peluang baru.

Persepsi berubah

Konsep pekerjaan seumur hidup yang terjadi pada zaman kakek dan nenek hingga orang tua kita sudah tidak relevan dalam dunia kerja modern.

Persepsi tentang pekerjaan sudah berubah. Ide untuk setia dengan satu perusahaan sudah tidak masuk akal bagi banyak orang.

Saat ini, bekerja selama tiga hingga empat tahun dianggap sebagai waktu yang wajar untuk mencari tantangan baru, terutama di sebagian besar negara.

Dengan kepopuleran gig economy dan fleksibilitas kerja, bekerja untuk satu perusahaan sepanjang masa akan menjadi konsep usang.

Jop Hopper Dan Ekspektasi Perusahaan

Perusahaan dengan strategi retensi karyawan yang baik dapat menarik sekaligus mempertahankan job hoppers. Mereka dapat menjadi aset berharga bagi perusahaan di masa depan, tetapi hal ini tak lepas dari pro dan kontra.

Pro

  • Meningkatkan keterampilan dan pengalaman
  • Lebih banyak pekerja yang puas
  • Adaptasi yang lebih baik

Kontra

  • Kurang memiliki pengetahuan mendalam
  • Tidak memiliki dedikasi
  • Menghambat budaya perusahaan

Penutup

Job hopper memiliki potensi yang berharga, baik dari sisi keterampilan, pengalaman, maupun kompetensi.

Sebagai perekrut, Anda dapat memberikan kesempatan kepada mereka yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan perusahaan serta mengejar peningkatan karier.

Perusahaan juga perlu menawarkan program learning and development untuk peningkatan karier dan pertumbuhan individu. Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan produktivitas kerja.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *