candidate experience

Tantangan dan Penggunaan Teknologi Untuk Memperbaiki Candidate Experience

Candidate experience dimulai sebelum kandidat mengirimkan curriculum vitae ke perusahaan Anda.

Itu adalah pernyataan IBM Smarter Workforce Institute dalam laporan The Far-Reaching Impact of Candidate Experience pada 2017. 

Laporan juga menyatakan bahwa candidate experience tak hanya untuk kepentingan perekrutan. Namun juga membangun citra perusahaan dan berpotensi meningkatkan pendapatan.

Bagaimana candidate experience di perusahaan Anda? Apa manfaat dan seberapa penting candidate experience? HRPods akan membahasnya di bawah ini.

Pentingkah Candidate Experience?

Menerapkan candidate experience adalah upaya penting bagi perusahaan dalam rekrutmen. 

Pasalnya, pengalaman positif berpeluang menambah pelanggan baru serta meningkatkan loyalitas pelanggan melalui opini

Seperti yang dilaporkan oleh IBM Smarter Workforce Institute, sebanyak 48 persen kandidat melamar ke perusahaan yang mereka kenal. Artinya, mereka pernah berinteraksi atau berhubungan dengan perusahaan tersebut sebelumnya.

Dari data di atas diketahui bahwa:

  • 37 persen kandidat memiliki teman atau keluarga bekerja di perusahaan yang dilamar.
  • 30 persen kandidat menyukai jenama atau reputasi perusahaan.
  • 24 persen sudah menjadi pelanggan atau pernah bekerja untuk perusahaan.

Hal itu berlaku juga sebaliknya. Jika kandidat tidak mengalami pengalaman menyenangkan atau tidak puas selama proses rekrutmen, ia tidak melanjutkan ke tahap berikutnya. 

Bahkan mereka tak sungkan memutuskan hubungan sebagai pelanggan dan tidak merekomendasikan perusahaan tersebut kepada orang lain. Merekomendasikan dalam hal melamar pekerjaan, membeli produk, atau menggunakan jasa perusahaan.

Memberikan candidate experience dengan baik ialah kesempatan bagi perusahaan Anda berkompetisi di pasar tenaga kerja. 

Artikel Terkait: Candidate Experience: Definisi, Komponen, dan Strategi Rekrutmen

4 Manfaat Candidate Experience

candidate experience

Tak hanya mampu bersaing di bursa pencari kerja, memperhatikan candidate experience akan memberikan manfaat lebih luas lagi bagi perusahaan. Manfaat tersebut adalah:

#1 Menjangkau kandidat yang beragam

Kecepatan merespons aplikasi adalah langkah paling penting untuk membangun kepercayaan pemberi kerja dan calon karyawan. Meskipun respons tersebut berupa email otomatis. 

Namun hal itu menciptakan candidate experience positif. Karena perusahaan mengidentifikasi serta memberi jawaban ke kandidat lebih cepat.

Dampaknya, perusahaan mendapatkan lebih banyak kandidat. Bahkan bisa menjangkau kandidat lebih luas dan beragam, tetapi selaras dengan kriteria. 

#2 Berpeluang mendapatkan kandidat terbaik

Berdasarkan Top Echelon Network, 40 persen kandidat menolak penawaran suatu perusahaan karena perusahaan lain memberikan respons serta penawaran lebih cepat.

Dengan menyederhanakan proses rekrutmen, Anda berpeluang mendapatkan kandidat terbaik

Tak hanya itu, memberikan candidate experience yang unggul membantu perusahaan memperoleh reputasi bagus di mata pencari kerja atau menambah keinginan mereka untuk bekerja di perusahaan Anda.

#3 Branding awareness

Ketika Anda memberikan pengalaman kandidat luar biasa –seperti respons cepat dan interview berjalan lancar, dan memberikan umpan balik–, mereka akan menceritakan kepada orang terdekat atau mengunggah cerita di media sosial bagaimana proses rekrutmen di perusahaan Anda.

Kondisi itu menghasilkan branding awareness dan consumer brand positif. Tentu, orang lain yang mendengar atau membaca cerita yang bersangkutan akan terkesan dengan perusahaan Anda. 

Bukan tak mungkin, di antara orang-orang tersebut adalah kandidat yang Anda cari selama ini dan melamar pekerjaan ke perusahaan Anda.

Software Advice, perusahaan konsultasi perangkat lunak, menemukan bahwa 71 persen kandidat cenderung membeli produk di perusahaan yang menghargai mereka selama proses rekrutmen.

#4 Proses rekrutmen semakin baik 

Hal ini jelas bahwa candidate experience tak hanya bagian dari proses rekrutmen saja. Ini adalah bagian dari sales tool.

Ya, ketika perusahaan memperbaiki proses proses rekrutmen dan membawa pengalaman positif terhadap kandidat, perekrut akan memperoleh kandidat terbaik sesuai kriteria. Saat bekerja, mereka akan menunjukkan produktivitas dengan baik.

American International Group (AIG), perusahaan keuangan yang bermarkas utama di New York, mengatakan bahwa saat pemberi kerja memperbaiki komunikasi kepada kandidat, maka kualitas rekrutmen perusahaan semakin baik

AIG berpendapat, ketika perusahaan memberikan kandidat apa yang mereka inginkan dan butuhkan selama proses rekrutmen, itu adalah langkah terbaik mendorong kandidat menerima tawaran pekerjaan dari perusahaan.

Artikel Berikutnya: Kiat Menghadapi Siklus Rekrutmen di Indonesia

3 Tantangan Candidate Experience

Meski candidate experience memberikan manfaat besar bagi perusahaan, Anda pun perlu memahami dinamikanya. 

Dinamika tersebut tak lepas dari tantangan atau hambatan yang perlu dihadapi oleh perekrut, yaitu:

#1 Beban kerja perekrut tinggi

Menurut SHRM, jumlah rata-rata permintaan terbuka untuk perekrut adalah antara 30 hingga 40 pada satu waktu.

Beban kerja itu membuat hampir tidak mungkin untuk menawarkan candidate experience yang luar biasa untuk setiap kandidat.

Kondisi itu akan semakin buruk, jika perekrut tidak didukung oleh recruitment tools. Dengan tools, diharapkan perekrut dapat merespons dengan cepat dan komunikasi konstan kepada kandidat. Kandidat akan menerima hal itu sebagai pengalaman positif.

#2 Proses tidak selaras dengan ekspektasi

Tantangan berikutnya ketika kandidat tidak selaras dengan ekspektasi user, sehingga mereka ditolak oleh user.

Penelitian Ideal melaporkan kandidat teratas sangat diminati dan diperkirakan berada di pasar hanya dalam 10 hari. Sedangkan, rata-rata waktu penerimaan untuk industri keuangan adalah 25 hari dan penerimaan di seluruh industri adalah 41 hari. 

Penolakan akan membawa dampak signifikan bagi perusahaan, yakni kehilangan kandidat terbaik. Kecuali perusahaan memiliki alat dan perangkat lunak untuk menciptakan proses perekrutan yang lebih efektif dan efisien.

#3 Kurang awareness

Survei CareerBuilder menunjukkan 82 persen pemberi kerja berpikir bahwa candidate experience yang buruk memiliki sedikit atau tidak berdampak negatif terhadap perusahaan

Hal itu menjelaskan perusahaan kurang aware, sehingga mengabaikan candidate experience. Meski demikian pemikiran tersebut perlahan-lahan berubah seiring semakin kompetitifnya pasar perekrutan. 

Karena semakin banyak perusahaan yang mengumpulkan data tentang bagaimana kandidat menilai proses perekrutan mereka dan keberadaan situs ulasan perusahaan atau situs pencari kerja yang meningkat, seperti JobStreet dan Glassdoor.

Rekomendasi Artikel: Rebranding dan Perubahan Proses Rekrutmen di PT Sasa Inti

Penggunaan Teknologi

Inovasi selalu ada di setiap bidang, termasuk rekrutmen. Kini, keberhasilan perekrutan tak lepas dari campur tangan teknologi inovatif.

Randstad US, konsultan human resource multinasional, memperlihatkan sebanyak 82 persen pencari kerja memercayai interaksi perekrutan yang ideal adalah perpaduan antara teknologi dan interaksi personal.

Data di atas memperlihatkan inovasi dalam teknologi dirancang untuk mengotomatiskan tugas yang berulang dan memakan waktu, seperti penyaringan resume. Maka perusahaan perlu mempertimbangkan inovasi untuk memperbaiki candidate experience.

AI sebagai penyaring resume

Perangkat lunak penyaringan resume menggunakan artificial intelligence (AI) membantu tugas perekrut.

AI akan menyaring persyaratan pekerjaan dan secara otomatis menemukan, membuat daftar kandidat yang memenuhi persyaratan, memberi peringkat kandidat berdasarkan kualifikasi, dan menemukan kandidat terbaik yang memenuhi syarat dari ratusan atau ribuan pelamar.

Dengan mempercepat tahap penyaringan, perekrut dapat menjangkau kandidat lebih cepat. Anda juga meminimalisir ketidakselarasan antara keinginan user dan kandidat.

Namun, hati-hati, ketika Anda mempersempit kualifikasi –menyaring informasi jenis kelamin, ras, dan usia– karena dapat menimbulkan bias.

Chatbot rekrutmen

Kandidat memiliki pola pikir konsumen. Mereka menginginkan akses informasi dan umpan balik secara instan. Tak jarang, permintaan utama mereka adalah lebih banyak komunikasi dari perusahaan.

Permintaan itu mendorong kemunculan chatbot rekrutmen. Chatbot adalah solusi terbaik untuk berkomunikasi dengan kandidat dalam skala besar. 

Chatbot rekrutmen akan menjawab pertanyaan tentang perusahaan atau peran, melakukan penyaringan kandidat awal, dan memberi tahu perekrut kapan harus menindaklanjuti kandidat yang memenuhi syarat.

Perangkat lunak sesuai kebutuhan

Di luar sana, banyak perangkat lunak yang meringankan beban administrasi perekrut. Anda tak perlu menggunakannya semua, karena biayanya tak murah. 

Pilih perangkat lunak yang sesuai kebutuhan, seperti application tracking system (ATS) dan/atau candidate relationship management (CRM). 

Dengan penggunaan perangkat lunak, Anda dapat menemukan kandidat di database untuk peran baru. Jika sebelumnya Anda pernah menolak kandidat tersebut, tetapi dia menerima pengalaman positif, kemungkinan besar dia menerima tawaran Anda di masa mendatang.

Baca Juga: Rekrut Kandidat Terbaik dengan Teknologi AI

Penutup 

Arus informasi yang semakin cepat mendorong perekrut untuk lebih agile menjalankan proses rekrutmen. 

Jadi, penting untuk memastikan reputasi perusahaan di pasar tenaga kerja. Dorong orang-orang untuk tetap memakai produk atau jasa perusahaan, baik sebagai pelanggan atau karyawan.

Caranya adalah fokus memperbaiki candidate experience dengan mengutamakan komunikasi dengan kandidat melalui teknologi. Misalnya, menggunakan otomatisasi email, chatbot rekrutmen, dan perangkat lunak untuk mengelola database kandidat.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *