Sampai saat ini, banyak karyawan yang mengira decision making skill hanya diperlukan untuk karyawan posisi manajer ke atas.
Dalam mengerjakan tugas sehari-hari, setiap karyawan pernah-setidaknya sekali-harus mengambil keputusan. Mereka tahu bahwa situasi darurat kerap terjadi di lingkungan kerja yang mendesak mereka memutuskan sesuatu.
Dari situasi tersebut, mereka wajib memiliki keterampilan decision making untuk membuat keputusan yang rasional di lingkungan kerja.
Dalam proses pengambilan keputusan, karyawan mungkin membutuhkan keterampilan lain. Sebut saja, leadership, communication, dan critical thinking untuk mendukung sekaligus meningkatkan decision making skill.
Tipe Decision Making Skill
Ada empat jenis keahlian penting yang berguna untuk mengasah keterampilan pengambilan keputusan Anda, yaitu:
Problem solving
Problem solving adalah salah satu keahlian utama yang dibutuhkan dalam proses decision making yang efektif. Maka dari itu, memiliki keahlian problem solving—yang terbukti efektif—sama saja memiliki aset penting.
Kolaborasi
Sering kali keputusan penting atas situasi yang genting tidak bisa diputuskan oleh satu orang saja. Terkadang dibutuhkan kontribusi dan ide-ide dari orang lain agar keputusan itu lebih mufakat serta mewakili semua pihak.
Maka dari itu, proses decision making juga membutuhkan keahlian karyawan untuk berkolaborasi dan kompromi dengan orang lain.
Penalaran logis
Suatu masalah jelas mesti diselesaikan dengan penalaran yang logis. Seorang karyawan mesti mampu menganalisis fakta yang tersedia, opsi yang ia miliki, lantas mengevaluasi keputusan mana yang terbaik untuk diambil.
Emotional intelligence
Kemampuan untuk mengelola dan memahami emosi diri dan orang lain akan membantu individu merumuskan keputusan yang tepat. Terlebih jika keputusan yang diambil melibatkan kepentingan orang banyak.
Jika karyawan tak memiliki emotional intelligence baik, maka pengambilan keputusan bisa menghasilkan berdampak negatif pada rekan-rekan kerja bahkan perusahaan.
Menerapkan Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja
Penyebab Decision Making Yang Buruk
Terkadang, perusahaan salah mengambil keputusan. Tak jarang pula, pihak-pihak yang bertugas mengambil keputusan melakukan kesalahan yang berpengaruh terhadap tujuan organisasi.
Bahkan ketika keputusan sudah terasa tepat, tetapi hasil yang tampak malah sebaliknya. Untuk mencegah hal itu, Anda perlu mengetahui penyebab decision making yang buruk.
Kurang informasi
Jika Anda tidak memiliki informasi yang cukup, besar kemungkinan keputusan yang diambil tidak efektif dan tidak tepat sasaran. Anda harus menggali informasi yang cukup dari segala sisi—yang dibutuhkan dan berkorelasi—untuk mempertimbangkan mana keputusan yang benar.
Banjir informasi
Kebalikannya dari minim informasi, terlalu banyak informasi pun berpotensi mendistraksi fokus Anda.
Contoh paling sederhana adalah seseorang justru kebingungan membeli menu makan siang, karena ada begitu banyak pilihan di aplikasi pengantaran makanan. Hal serupa juga bakal terjadi di lingkungan kerja jika terlalu banyak informasi beredar.
Terlalu banyak orang
Kolaborasi dalam pengambilan keputusan tak bisa dihindari. Terutama, jika suatu masalah melibatkan banyak divisi dalam suatu perusahaan.
Namun, terlalu banyak orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan berpotensi mengaburkan tujuan yang harus dicapai.
Kepentingan pribadi
Kepentingan pribadi dalam proses decision making akan menghasilkan keputusan yang sangat bias atau hanya menguntungkan segelintir pihak. Tentu, hal ini mengakibatkan pengambilan keputusan yang buruk.
Penolakan terhadap perubahan
Perubahan akan terjadi di berbagai bidang, termasuk bisnis. Jadi, mau tak mau, perusahaan harus memutuskan untuk berubah mengikuti situasi terkini.
Namun, jika ada penolakan terhadap perubahan akan berpengaruh terhadap operasional bisnis. Mereka menolak karena tidak luwes dalam beradaptasi dengan perubahan.
Tak ada keterikatan
Jika karyawan yang bertugas mengambil keputusan tidak merasa terikat dan tak tertarik pada hal-hal yang tengah dibahas, maka pengambilan keputusan akan didasari sikap yang acuh. Hal ini berpeluang menghasilkan keputusan yang terkesan ‘tidak niat’.
9 Strategi Memelihara Ownership Karyawan di Tempat Kerja
Meningkatkan Decision Making Skill Di Lingkungan Kerja

Decision making skill bisa diasah, bisa pula ditingkatkan ke level yang lebih tinggi.
Karyawan tidak perlu menunggu masalah datang untuk mengasahnya. Mereka dapat meningkatkan keterampilan decision making melalui tantangan dan tugas keseharian yang diberikan oleh Anda sebagai manajer atau anggota tim.
#1 Menetapkan tujuan
Identifikasikan apa tujuan dan masalah yang dihadapi oleh anggota tim Anda. Pastikan Anda mengerti situasi, ekspektasi apa yang diharapkan, dan sejauh apa kesanggupan mereka untuk menyelesaikan tugas yang akan diberikan.
#2 Riset
Berikan tugas ke anggota tik dan dorong mereka untuk meriset informasi sebaik-baiknya. Namun, ingatkan mereka untuk mencari informasi yang berkorelasi penting terhadap tugas dan berguna untuk menyelesaikan masalah.
#3 Pertimbangkan fakta
Membuatan keputusan harus berdasarkan pertimbangan yang kuat dari fakta-fakta yang ada. Jangan sekali-kali membuat keputusan berdasarkan asumsi atau hanya dengan mengira-ngira.
Pertimbangkan semua fakta, informasi, dan pilihan yang dimiliki oleh tim. Pikirkan konsekuensi dari tiap-tiap pilihan dan buat keputusan yang sesuai masalah.
#4 Kurangi pilihan
Jika terlalu banyak pilihan, kurangi pilihan dengan tingkat risiko yang paling tinggi. Buat daftar prioritas berdasarkan risiko yang muncul dari tiap keputusan. Hilangkan pilihan yang terlalu berisiko.
#5 Minta bantuan
Ada keputusan yang bisa diambil sendiri, tetapi jika tim kesulitan mengambil keputusan, mereka dapat meminta bantuan ke atasan, mentor, atau tim lain.
Tim dapat mengajak berdiskusi untuk meminta pendapat atasan guna menambah perspektif serta mempertajam decision making skill mereka.
#6 Jangan terlalu lama menganalisis
Katakan kepada anggota tim Anda bahwa jangan terlalu lama menganalisis masalah. Hal itu memungkinkan pembahasan masalah melebar ke mana-mana. Minta mereka fokus terhadap pengambilan keputusan.
#7 Evaluasi
Jika keputusan sudah diambil dan dijalankan, refleksikan keputusan tersebut. Lihat apakah hasilnya sesuai dengan ekspektasi atau tidak.
Jika tidak, team leader bersama anggotanya mengevaluasi apa yang membuat gagal dan apa yang perlu diperbaiki. Hal ini akan membantu tim Anda untuk meningkatkan decision making di masa depan.
14 Kriteria Evaluasi Kinerja Karyawan
Decision Making Efektif Bagi Tim HR
Proses decision making dalam perusahaan kini semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Banyak perusahaan mulai mengandalkan analisis data untuk membantu proses pengambilan keputusan.
Dalam studi terkini, Gartner menemukan bahwa 65 persen proses decision making perusahaan saat iini lebih rumit dibanding dua tahun lalu.
Jadi, untuk membuat keputusan dengan kompleksitas tinggi, perusahaan membutuhkan keterhubungan, kontekstual, dan keberlanjutan.
Keterhubungan
Tidak ada keputusan yang berdiri sendiri. Sebab satu keputusan akan memengaruhi banyak pihak.
Keputusan yang diambil oleh divisi produksi akan terhubung ke berbagai divisi, seperti distribusi, sales, dan marketing. Demikian juga keputusan yang dibuat oleh tim business development berpengaruh terhadap beban pekerjaan tim produksi, sales, dan marketing.
Maka, tim HR membutuhkan keterbukaan data dan informasi di seluruh jaringan organisasi agar semua divisi memiliki keterhubungan sekaligus pemahaman situasi yang sama.
Kontekstual
Semua alternatif keputusan yang tersedia wajib dievaluasi secara kontekstual, bukan hanya mempertimbangkannya berdasarkan keuntungan.
Ada kalanya, tim HR melupakan konteks, sehingga keputusan yang diambil tidak terkait atau hanya menguntungkan segelintir pihak. Maka, tim perlu memberikan personalisasi pada setiap keputusan.
Keberlanjutan
Perusahaan harus responsif terhadap apa pun yang muncul setelah keputusan dibuat, seperti keuntungan, kerugian, dan konflik.
Dengan demikian, tim HR perlu bersikap terbuka atas kemungkinan lain, kesempatan baru, dan perubahan terhadap keberlanjutan perusahaan. Hal ini akan membuat perusahaan lebih adaptif untuk merespon perubahan yang terjadi.
Advocacy Skill: Manfaat & Cara HR Mengembangkannya
Penutup
Pada dasarnya, setiap karyawan dapat melatih atau meningkatkan keterampilan decision making mereka. Baik dalam pengerjaan tugas sehari-hari atau tugas yang diberikan oleh manajer.
Dengan upaya itu, mereka dapat terlibat dalam proses decision making yang membutuhkan tanggung jawab lebih besar dan berkolaborasi dengan banyak pihak di lingkungan kerja.
Untuk mengantisipasi pengambilan keputusan yang buruk, dorong mereka untuk meminta bantuan kepada Anda atau rekan kerjanya.
Leave a Reply