Tren tempat kerja pada 2026 masih dipengaruhi oleh teknologi. Hal ini mengingat lebih dari satu dasawarsa cara kita bekerja telah mengalami perubahan besar karena teknologi. Bagi perusahaan yang ingin tetap terdepan, mereka harus beradaptasi dengan perubahan ini guna mengantisipasi dan melacak tren yang mendorong transformasi internal.
Bernard Marr, pendiri dan CEO Bernard Marr & Co, menuliskan dalam laman Forbes bahwa tahun depan artificial intelligence (AI) masih berperan signifikan dalam aspek kehidupan profesional. Ketika seseorang perlu mengetahui cara menerapkan perangkat baru yang canggih, mereka juga harus memahami keterampilan manusia dan penilaian terhadap suatu hal.
Tak heran jika tren tempat kerja pada 2026 akan memengaruhi ekspektasi karyawan serta realitas di tempat kerja. Ini terjadi terutama perusahaan tetap beradaptasi dengan perubahan teknologi. Berikut ini tren yang juga bisa berpengaruh pada perusahaan Anda:
1) Alur kerja AI
AI masih dianggap sebagai alat tambahan pada berbagai perusahaan untuk mengotomatiskan atau menyederhanakan alur kerja hingga saat ini. Misalnya, alat analitik untuk menginterpretasikan data bisnis atau chatbot untuk merekrut karyawan baru.
Di tahun depan, perusahaan dapat menggunakan AI dalam alat atau perangkat lunak untuk mengotomatiskan, memprediksi, dan mengambil keputusan. Contohnya, tim supply chain menggunakan perangkat ber-AI guna mengonfigurasi ulang perubahan permintaan atau perusahaan manufaktur mengubah cara kerja guna merespons pesanan pelanggan dan ketersediaan bahan.
2) Tempat kerja sebagai ekosistem yang terhubung
Perusahaan yang masih menjalankan sistem kerja hibrida dan jarak jauh akan menciptakan ekosistem fleksibel. Ini terdiri dari perangkat, jaringan komunikasi, dan ruang fisik yang dirancang untuk mendukung pekerja di mana pun mereka berada, seperti rumah, kantor, maupun ruang kerja bersama. Jadi, tren ini berfokus pada penyediaan pengalaman karyawan yang lancar.
Perusahaan juga dapat menyediakan kelangsungan dan memanfaatkan kumpulan kandidat global, sementara bagi pekerja, ini menawarkan kesempatan untuk menerapkan work-life balance. Mereka dapat mengelola kehidupan sehari-hari sembari tetap terhubung dengan budaya perusahaan, sehingga mereka mampu menyelesaikan tanggung jawab profesional.
Baca pula: 4 Tren yang Menjadi Prioritas HR di 2026
3) Perubahan lanskap pekerjaan
Tidak dapat dipungkiri bahwa AI mengubah cara kita mencari pekerjaan, merekrut karyawan, hingga bekerja. Dampaknya, beberapa peran ditiadakan, pemutusan hubungan kerja, tetapi muncul pula peran baru. Posisi di bidang administrasi dan entri data menghilang, tetapi keperawatan, konstruksi, pendidikan, dan teknologi tumbuh signifikan. Bagi orang yang baru memulai karier dan karyawan senior yang ingin career switch harus mempertimbangkan perubahan tersebut.
4) Fokus pada keterampilan manusia
Efek dari teknologi adalah ia mampu mengotomatisasi pekerjaan. Dengan demikian, perusahaan dan tim HR perlu berfokus untuk mengembangkan keterampilan manusia dalam menangani tugas. Hal ini karena keterampilan mereka masih di luar jangkauan mesin teknologi. Pada 2026 dan seterusnya, perusahaan perlu mengutamakan keterampilan komunikasi interpersonal, empati, kreativitas, kerja sama tim, dan kepemimpinan kepada asetnya.
Marr memperhatikan dalam proses rekrutmen tak sedikit perusahaan yang memprioritaskan kandidat dengan keterampilan nonteknis, di samping ia piawai dalam keterampilan teknis. Langkah ini ditempuh oleh perusahaan guna memperkuat keterampilan pemecahan masalah manusia dan pemikiran strategis jangka panjang.
5) Manajemen HR berbasis data
Perusahaan tak lagi cukup mengandalkan tujuan bisnis tahunan, insting, dan preferensi pribadi pemilik dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM). Mereka semakin didorong oleh beragam data yang dimiliki oleh tim HR, sehingga keputusan lebih transparan dan adil. Selain itu, perusahaan juga perlu menjalankan metode baru agar praktik bisnis berdasarkan data lebih etis dan akuntabel. Pada akhirnya, langkah ini dapat meningkatkan produktivitas karyawan.
Artikel berikutnya: 5 Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia dan Solusi Kolaboratif
6) Pengalaman karyawan
Pada 2026, perusahaan semakin terbiasa membedakan diri mereka dengan kompetitor. Salah satu upayanya ialah memberikan pengalaman positif terhadap karyawan. Upaya tersebut menjadi strategi mereka untuk merebut hati kandidat terbaik di bidangnya sekaligus mempertahankan karyawan terampil. Pemberian pengalaman dimulai sejak mereka menjalankan proses rekrutmen hingga pekerjaan sehari-hari, termasuk penyelesaian masalah yang lebih humanis hingga penyediaan jalur karier karyawan yang berkelanjutan.
7) Soft retirement
Di banyak negara, orang-orang tetap lebih sehat dan bugar untuk bekerja lebih lama. Selain itu, perubahan dunia kerja dan aksesibilitas pilihan semakin membebaskan karyawan. Artinya, pekerja lepas dan gig economy memungkinkan sebagian dari kita mengurangi pekerjaan full-time di usia yang lebih muda.
Fenomena ini kemudian dikenal sebagai soft retirement, yang berarti pensiun bukan lagi berhenti bekerja pada usia tua seperti dulu.
Bagi karyawan, kondisi ini ialah transisi yang lebih lancar antara bekerja dan pensiun sekaligus menunda kehilangan pendapatan. Alhasil, mereka bisa menguangkan dana pensiun atau aset yang disisihkan untuk masa tua.
Di sisi lain, perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan untuk mengakses keahlian, pengetahuan, dan mentoring kepada karyawan. Nantinya, karyawan berpengalaman akan menawarkan waktu mereka sebagai penasihat, konsultan, atau part-timer atau freelancer.
Tempat kerja di 2026 akan terlihat sangat berbeda dari saat ini. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengantisipasi perubahan dan beradaptasi dengan tepat agar mendukung tujuan bisnis. Kuncinya adalah merangkul perubahan teknologi sembari menyadari bahwa keterampilan manusia menjadi keunggulan kompetitif terbesar di dunia yang semakin otomatis.

Leave a Reply