Pelaksanaan performance appraisal membuat peran departemen sumber daya manusia (SDM) semakin penting.
Namun, PA hanyalah awal dari serangkaian tindakan untuk mengoordinasikan langkah berikutnya untuk karyawan. Mulai dari memberikan umpan balik konstruktif hingga merencanakan pengembangan karier.
Semua langkah yang menyangkut performance appraisal harus dikomunikasi dengan manajer atau team leader guna peningkatan kinerja karyawan.
Cara Kerja Performance Appraisal
Performance appraisal (PA) adalah evaluasi kinerja karyawan berdasarkan tuntutan pekerjaan, memfasilitasi pengukuran reward finansial, promosi, dan penugasan.
PA mendorong persaingan sehat di antara rekan kerja serta memungkinkan perbandingan dan peningkatan keterampilan karyawan.
Proses PA sangat beragam di setiap perusahaan. Ada yang menggunakan peninjauan tahunan dengan sesi evaluasi setengah tahunan atau triwulanan.
Metode lainnya adalah one-on-one check-in yang tidak formal, di mana manajer memberikan umpan balik berkelanjutan kepada karyawan.
Pendekatan tersebut sesuai dengan pengerjaan proyek yang dinamis. Beberapa perusahaan menyesuaikan pendekatan berdasarkan jenis proyek yang sedang dijalankan.
Jenis Performance Appraisal
1) Monthly
Jenis ini penting bagi bisnis dengan kontrak jangka pendek, pekerja lepas, dan onboarding karyawan baru untuk meninjau kinerja bulanan.
Sistem ini bermanfaat bagi perusahaan yang sedang mengembangkan proyek baru, membantu menjaga fokus, dan mencapai tujuan perusahaan.
Beberapa karyawan cenderung lebih suka check-in bulanan daripada tinjauan tahunan.
2) Quarterly
Perusahaan membagi tahun bisnis menjadi kuartal (Q1-Q4) dengan tujuan dan anggaran tertentu. Jadi, performance appraisal-nya dilakukan tiga bulan sekali guna mengevaluasi kinerja karyawan.
Dalam jangka waktu ini, karyawan dapat mencapai target, mengasah keterampilan, dan mendapatkan ulasan berkala untuk membentuk laporan kemajuan.
3) Annual
Tinjauan tahunan dalam bisnis mulai digantikan atau ditambah dengan survei karyawan dan ulasan sepanjang tahun.
Idealnya, jenis PA ini memberikan umpan balik yang lebih kontinu dan bermanfaat, terutama jika diikuti tindakan yang sesuai, lalu terintegrasi menjadi laporan kinerja 12 bulan.
Namun, yang sering terjadi adalah PA cenderung berlebihan dan sulit dikelola serta lebih melihat ke belakang daripada ke depan.
4) 360 feedback
360 feedback memberi umpan balik dari berbagai sudut, termasuk atasan, rekan, dan junior, serta penilaian diri sendiri. Meskipun bersifat komprehensif, program ini sebaiknya digunakan untuk pengembangan bukan performance appraisal.
5) Continual feedback
Beberapa perusahaan memilih umpan balik berkelanjutan daripada tinjauan kinerja formal. Ini cocok untuk bisnis kecil atau perusahaan rintisan.
Namun, continual feedback harus memiliki pemeriksaan formal. Tanpa itu, karyawan bisa kehilangan arah dan tujuan.
Langkah HR Setelah Performance Appraisal
#1 Evaluasi kinerja karyawan
Biasanya, performance appraisal ditandai dengan pengisian lembar PA oleh karyawan dan one-one-one meeting dengan manajer. Setelah itu, lembar diserahkan ke tim HR.
Di sini, Anda dapat mengevaluasi dan merencanakan perbaikan kinerja. Jika memungkinkan ajak karyawan dan/atau manajer untuk berdiskusi.
#2 Tinjau kompensasi dan benefit
Tim HR perlu melakukan survei kompensasi dan benefit untuk memastikan “harga” di pasar tenaga kerja.
Jika kompensasi dan benefit perusahaan belum sesuai pasar, Anda dan manajemen perlu mempertimbangkan penyesuaian. Termasuk menetapkan insentif atau bonus.
Pastikan pula keuangan perusahaan dalam kondisi sehat. Jadi, penyesuaian menguntungkan kedua belah pihak.
#3 Buat program L&D
Lakukan analisis kesenjangan keterampilan dan kebutuhan karyawan di masa mendatang. Integrasikan analisis ini dengan hasil PA untuk membuat program learning and development.
Jika perlu, identifikasi karyawan yang dapat melakukan reskilling dan upskilling untuk menjalankan proyek baru. Lakukan komunikasi terbuka antara karyawan dan manajer tentang peluang ini.
#4 Libatkan manajer dalam L&D
Libatkan manajer dalam pemberian program L&D kepada anggota timnya. Terutama untuk memonitor penerapan ilmu L&D dalam pengerjaan tugas sehari-hari.
Tak hanya itu, peran manajer juga membimbing anggotanya agar bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Ia dapat mengedepankan akuntabilitas demi kesuksesan tim.
#5 One-on-one meeting
Setelah PA, tim HR perlu mendorong manajer untuk memotivasi kinerja tim. Tak hanya sekali, tetapi berkali-kali.
Salah satunya dengan one-on-one meeting. Di sini, manajer dapat mengakui dan menghargai pencapaian anggota tim, sehingga mereka merasa dihargai dan meningkatkan rasa percaya diri.
Tak ada salahnya untuk merayakan keberhasilan tim dan bagikan cerita positif saat rapat besar.
#6 Reviu secara reguler
Untuk memastikan proses performance appraisal berjalan lancar, berikan umpan balik atau reviu kinerja karyawan secara reguler. Hal ini memungkinkan rekan satu tim mendapatkan insight untuk proyek mendatang.
Penutup
Setelah performance appraisal, tim HR perlu mengevaluasi kinerja karyawan secara berkesinambungan.
Anda dapat berkoordinasi dengan karyawan dan manajer untuk memastikan tindakan selanjutnya sesuai penilaian. Misalnya, pemberian program L&D ke karyawan.
Langkah tersebut berguna mendorong pertumbuhan mereka dan keselarasan tujuan perusahaan.
Leave a Reply