Perusahaan tidak dapat menahan keinginan karyawan resign, melalui tim HR, Anda bisa meminimalisir proses pengunduran diri mereka.
Karyawan resign sangat berhubungan erat dengan level turnover perusahaan. Level ini sangat bervariasi berdasarkan industri dan lokasi.
Misalnya, turnover perusahaan A lebih tinggi dari rata-rata industri, kemungkinan manajemen perusahaan tidak bekerja efektif.
Dengan mengetahui tingkat turnover, Anda dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah internal organisasi. Bagaimana Anda mengengelola sumber daya manusia di perusahaan?
6 Kiat Meminimalisir Karyawan Resign Dengan Cepat
#1 Berdiskusi dengan manajer tentang anggota baru
Kris Dunn menjelaskan perekrut harus berdiskusi dengan manajer sebelum mulai mencari kandidat.
Tanyakan kepadanya tentang kompetensi dan/atau keterampilan yang harus dimiliki oleh karyawan, apa saja tugas-tugasnya, bagaimana pengalaman kerjanya, dan lainnya. Hal itu mempermudah Anda dalam menemukan kandidat yang tepat dan mempertemukan keduanya untuk berkomunikasi tentang pekerjaan.
#2 Mendorong keterlibatan manajer dan anggota baru
Jika manajer telah mendapatkan tambahan karyawan, maka Anda bisa mendorongnya untuk melibatkan anggota baru, agar dia dapat menjalankan perannya dengan baik.
Hal ini tak hanya berlaku soal pekerjaan, tetapi kegiatan kantor maupun di luar kantor, seperti makan bersama setelah jam kerja atau sharing session secara berkala tentang kendala yang dihadapi. Kegiatan tersebut membuat anggota baru diterima lingkungan baru dan menguatkan hubungan tim.
#3 Aktif menjalin komunikasi dengan karyawan
Ketika memasuki era pandemi COVID-19, hampir seluruh karyawan harus menyesuaikan diri dengan gaya kerja baru. Sebut saja, pilihan untuk bekerja hybrid atau kantor. Kedua pilihan tersebut “memaksa” kita untuk mampu berkomunikasi aktif dan efektif.
Berdasarkan laporan Predictive Index, karyawan merespon bahwa keterampilan utama dan pertama yang kurang dari manajer mereka adalah komunikasi. Respons ini berkaitan dengan kebutuhan karyawan terhadap komunikasi dan informasi yang jelas dari manajer selama bekerja jarak jauh dan hybrid.
Tanpa ada komunikasi, manajer dapat berburuk sangka ke karyawan dan karyawan hanya akan menggerutu serta tidak berani mengeluarkan isi hatinya. Hasilnya, karyawan tak ragu untuk resign.
#4 Evaluasi proses rekrutmen dan karyawan resign
Kenapa karyawan resign begitu cepat? Apa ada yang salah dari rekrutmen?
Tim HR dapat mengevaluasi mulai dari:
- Bagaimana kebutuhan dan kriteria karyawan baru? Apakah sudah sesuai atau belum?
- Apakah manajer bersikap mendiskriminasikan karyawan baru?
- Sebelum penerimaan anggota baru, apakah manajer telah berdiskusi dengan kandidat dan perekrut?
- Bagaimana cara manajer mengelola tim? Bagaimana sikap manajer terhadap yang bersangkutan?
- Apakah pekerjaan tidak sesuai dengan gaji dan tunjangan?
- Apakah perusahaan hanya menawarkan kandidat sebagai pegawai kontrak, sementara perusahaan lain memberikan kesempatan sebagai karyawan tetap?
#5 Peluang untuk tumbuh
Salah satu kiat mempertahankan karyawan adalah memberikan peluang untuk tumbuh. Baik dari sisi karier maupun personal.
Jika perusahaan memiliki peluang itu, berikan ruang kepada karyawannya untuk belajar, berkembang, dan tumbuh sesuai perannya. Tak ada salahnya juga memberikan kesempatan untuk promosi, jika Anda ingin mereka bertahan di perusahaan.
#6 Keamanan psikologi
Jangan menyepelekan poin terakhir ini. Menurut Harvard Business School yang dikutip oleh Inc.com, keamanan psikologi mengarah kepada pembelajaran dan kinerja yang lebih baik.
Keamanan psikologi berupa mempersilahkan karyawan berbicara apa saja, bereksperimen, memberi umpan balik, dan meminta bantuan kepada rekan kerja atau manajemen. Namun, kondisi ini harus dimulai dari pemimpin sekaligus manajemen yang kompak dalam menumbuhkan budaya keamanan secara psikologi.
Menyikapi Karyawan Resign Sebelum Probation Usai
Boleh saja, perekrut merasa senewen menjumpai karyawan resign dengan sebelum masa percobaan usai. Yang perlu disadari adalah suatu saat orang akan pergi mencari tempat baru untuk mendapatkan kesempatan lebih baik, berpindah karena keadaan hidup yang berubah, atau pensiun.
Meski demikian tim HR harus mengevaluasi masalah turnover yang dapat menurunkan produktivitas sekaligus memiliki strategi mempertahankan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
Marcel Schwantes berpendapat bahwa pekerjaan itu melelahkan, tetapi tempat terbaik untuk bekerja adalah ruang yang memiliki budaya positif dan membangkitkan semangat kerja kepada seluruh karyawan.
Leave a Reply