Istilah HR tech lahir dari gabungan kata human resource dan technology yang berarti kerja sama teknologi di bidang sumber daya manusia.
Di era teknologi yang terhubung seperti saat ini, karyawan telah menjadi bagian integral dari proses bisnis. Perspektif karyawan jadi fokus utama dalam mengimplementasikan perubahan dan kebutuhan akan pekerjaan HR yang sistematis. Tim HR dapat beradaptasi dengan teknologi dan mengintegrasikan ke dalam strategi untuk mendorong keunggulan operasional.
Selain itu, teknologi baru bisa merampingkan fungsi HR, mulai dari merekrut karyawan baru yang tepat hingga melatih dan mempertahankannya. Ini mendorong manajemen HR menjadi yang terdepan dan membuat keputusan yang tepat.
HR Tech: Masa Depan Teknologi Dalam Human Resources
Setelah pandemi COVID-19, ada banyak teknologi baru seperti AI, ML, dan otomatisasi yang berdampak besar pada cara kerja karyawan di perusahaan. Disrupsi selama tiga tahun terakhir membuka jalan bagi banyaknya inovasi bagi para HR memanfaatkan teknologi untuk membantu meningkatkan keterlibatan karyawan, mempertahankan bakat, dan meningkatkan produktivitas.
Kemunculan model kerja hybrid, praktik manajemen SDM mulai memanfaatkan teknologi. Tentunya, hal ini dilakukan untuk menjalankan bisnis yang efisien dan menciptakan lingkungan kerja kolaboratif, produktif, dan menarik. Beberapa inovasi guna merampingkan proses kerja HR, yaitu:
- Kecerdasan buatan (AI): AI bagi HRD bisa berfungsi untuk melacak metrik utama, mendapatkan informasi detail mulai dari orientasi karyawan hingga masa pensiun.
- Asisten HR virtual: chatbot atau asisten virtual menghemat proses rekrutmen, seperti menjadwalkan wawancara dan memberikan jawaban penerimaan, sehingga waktu kerja lebih efektif
- Aplikasi blockchain: teknologi ini membantu mengenkripsi data dan mengotomatiskan proses, mulai dari membuat kontrak, penggajian, hingga memungkinkan vendor untuk mengenkripsi data karyawan
Dengan HR Tech, fungsi kantor menjadi berubah secara signifikan, karena menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif bagi karyawan, penyusunan strategi berbasis data, hingga mendorong pengalaman karyawan yang positif.
Kita pun harus mengakui bahwa teknologi akan menjembatani kesenjangan antara pemberi kerja dengan karyawan, menyelaraskan tenaga kerja, dan memungkinkan ketangguhan dan ketahanan.
Baca Juga: 5 Kiat Menjadi HR Di Perusahaan Teknologi Dari Dewi Hernita
Apakah Harus Berinvestasi HR Tech Di 2023?
Mengingat kondisi ekonomi yang akan dihadapi semua orang pada 2023, bisnis dunia bersiap menghadapi kenyataan yang berbeda. Menurut laporan Capterra, meningkatkan produktivitas akan menjadi fokus bisnis utama bagi banyak pengusaha di 2023.
Menurut Tessa Anaya, seorang konten analisis dari perusahaan induk Capterra yaitu Gartner mengatakan, produktivitas (38%) sedikit melampaui pertumbuhan pendapatan (37%). Hal ini menunjukkan perusahaan melihat ke masa depan untuk tahun depan.
Lebih dari sepertiga, lanjut Anaya, mengatakan tingkat pertumbuhan ekonomi adalah faktor terbesar yang membentuk tujuan bisnis mereka. Ini berarti perusahaan telah mengamati kemungkinan resesi yang akan datang dan membuat tujuan bisnis di 2023.
Survei terhadap 261 perusahaan Kanada yang dilakukan oleh Capterra pada Oktober 2022 menunjukkan ketertarikan mereka terhadap teknologi. Sebesar 56% perusahaan berencana membelanjakan 10% hingga 20% lebih banyak di bidang teknologi (termasuk perangkat lunak) untuk 2023. Sebanyak 12% lainnya berencana untuk membelanjakan teknologi, angka ini lebih dari 21% dibanding tahun lalu, dan sekitar 26% ingin membelanjakan kurang lebih sama jumlahnya dengan tahun lalu.
Ada dua manfaat bagi perusahaan yang ingin berinvestasi pada HR Tech, yaitu:
1. Utamakan keamanan siber
Keamanan siber tidak hanya menjadi prioritas utama untuk tahun 2023, tapi jadi salah satu kategori perangkat lunak terpenting yang harus diinvestasikan sejak pandemi dimulai.
42% perusahaan di Kanada telah mengadopsi teknologi keamanan siber di awal pandemi dan sekarang mereka menganggap teknologi keamanan siber sebagai bagian integral dari teknologi mereka.
Perusahaan menyadari keamanan siber saat tempat kerja menjadi lebih digital karena sistem kerja hybrid atau work from home.
Pada enam bulan pertama di tahun 2020, ada peningkatan 800% serangan aplikasi web dibandingkan tahun sebelumnya. Hampir 9 dari 10 perusahaan mengalami pelanggaran keamanan siber dalam 12 bulan terakhir. Dengan berinvestasi pada HR Tech, perusahaan akan mendapatkan keamanan siber terhadap data penting perusahaan.
2. Hargai sisi kemanusiaan
Lingkungan kerja jadi semakin teknis karena berada di lingkungan yang digital. Namun, pengusaha harus berhati-hati terhadap tekanan dan dampak teknologi terbaru terhadap karyawan.
Perusahaan tidak boleh membuat mereka kewalahan dan kelelahan karena teknologi yang tidak dimengerti. Oleh sebab itu, perusahaan perlu fokus pada kemajuan teknologi dan sisi kemanusiaan karyawan. Pastikan keduanya diprioritaskan dalam penerapannya.
Artikel Berikutnya: Perusahaan Kesulitan Cari Karyawan, Apa Langkah Selanjutnya?
Tren HR Tech Di 2023
1) Blended workforce
Perubahan paling signifikan yang ditimbulkan dari pandemi adalah sistem kerja jarak jauh. COVID-19 telah memaksa bisnis untuk menerapkan model kerja jarak jauh dan hybrid sehingga perusahaan memiliki karyawan di kantor dan mereka yang bekerja dari rumah. Kunci kesuksesan model kerja ini adalah memanfaatkan budaya kerja hybrid sambil meminimalkan tantangannya.
Alhasil, menerapkan blended workforce membutuhkan pendampingan, pembinaan, dan dukungan dari tenaga kerja yang tersebar secara geografis. Di sini, teknologi membantu perusahaan merampingkan proses dan meningkatkan produktivitas agar semua tim tetap terhubung.
2) Artificial Intelligence
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah salah satu dari tren HR tech yang berdampak pada semua bidang bisnis. AI seperti otomatisasi dapat digunakan untuk meningkatkan berbagai operasi HR, seperti:
- Rekrutmen
Dengan menggunakan AI, HR dapat menganalisis data dan resume hingga memprediksi siapa yang paling cocok dan tidak cocok untuk posisi yang ada.
- Membangun tim
AI dapat menggunakan data psikologis untuk memprediksi kohesi tim dan meningkatkan kinerja tim. Algoritma AI dapat digunakan untuk mengidentifikasi apa yang berhasil, apa yang tidak, dan bagaimana praktik manajemen kinerja ditingkatkan.
- Pelatihan karyawan
Dengan AI, perangkat lunak untuk pelatihan karyawan bisa membantu melatih karyawan agar memahami kebutuhan, menyarankan materi pelatihan, dan melibatkan pengguna saat mereka membutuhkan bantuan.
3) Cloud-based HR
60% orang AS sekarang bekerja jarak jauh setidaknya satu hari dalam seminggu. Para pemberi kerja juga fleksibel menawarkan model kerja hybrid sehingga 87% pekerja memanfaatkan peluang tersebut.
Hal ini membuat HR tech berbasis cloud menjadi alat penting bagi perusahaan modern karena menavigasi lanskap lingkungan kerja yang terus berubah. Bahkan hampir separuh perusahaan melaporkan bahwa alat cloud-based membuat mereka lebih tangguh dan gesit dalam menjalankan bisnis.
4) Blockchain
Blockchain adalah sistem penyimpanan terdistribusi yang merekam dan memverifikasi transaksi sambil melindungi data dari modifikasi yang tidak sah. Teknologi ini menjadi tren jangka panjang untuk HR tech. bahkan Gartner memperkirakan adopsi teknologi ini akan meluas dalam satu dekade terakhir.
Saat ini kasus penggunaan dasar untuk blockchain di bagian HR meliputi :
- Pemeriksaan latar belakang
- Perlindungan data karyawan
- Manajemen penggajian
5) Employee experience
Perusahaan mulai berinvestasi lebih banyak dalam pengalaman karyawan, menekankan pentingnya bagian HR untuk meningkatkan retensi karyawan dan menarik bakat baru. Lebih dari 80% HR mengatakan bahwa perusahaan mendedikasikan lebih banyak pada kesejahteraan dan kesehatan mental karyawan.
PwC juga melaporkan, lebih dari separuh perusahaan mengintegrasikan realitas virtual ke dalam strategi mereka. Teknologi dan teknik AR/VR seperti gamifikasi dapat membantu perusahaan meningkatkan keterlibatan karyawan dan memberikan peluang untuk pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan.
6) Generative AI
Generative AI di bidang HR membantu beragam fungsi, seperti pembuatan job description, pembuatan konten employer branding, pengolahan data bervolume besar, dan pemberian wawasan ketenagakerjaan terkini. Namun, HR perlu bertanggung jawab dalam penggunaan aplikasi generatif AI agar tidak berefek bias.
Baca Pula: Mekari Conference: Kontribusi Teknologi Dan Kemajuan Organisasi
Teknologi Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Baik karyawan atau pengusaha mempersiapkan masa depan yang tidak pasti karena terdapat isu resesi yang terus bertiup di tengah layoff dan hiring freeze. Dengan meningkatnya inflasi dan melambatnya pekerjaan, kebutuhan mulai tumbuh.
Di saat seperti ini, perusahaan akan tergoda membatasi fleksibilitas tempat kerja dan peluang kerja jarak jauh. Tetapi, melakukan ini bisa jadi kesalahan besar. Memberikan fleksibilitas kerja adalah keuntungan yang hampir gratis yang menguntungkan karyawan dan perusahaan.
Kebijakan yang jelas
Hal ini berarti, sekarang adalah waktu yang tepat mempersiapkan masa depan dengan kebijakan yang jelas, kepatuhan yang tegas, dan alat untuk mengelola fleksibilitas tempat kerja sebagai prosedur operasi standar.
Ketidakpastian ekonomi juga dapat berdampak pada Indonesia. Konsekuensinya bisa berupa perlambatan ekspor akibat penurunan permintaan global dan harga komoditas akan cenderung turun.
Resesi global juga akan berdampang pada berkurangnya penerimaan negara, khususnya Penerimaan Negara Bebas Pajak (PNBP). Tanda-tanda yang paling terlihat adalah perlambatan ekspor, neraca perdagangan yang terancam defisit, dan penurunan pendapatan pemerintah.
Kebutuhan terhadap HR tech
Menjelang akhir tahun 2022, ada prediksi bahwa tahun 2023 akan menjadi Tahun Metaverse untuk HR. Selain itu, ada AI yang terjadi di mana-mana hingga ChatGPT yang akan menuliskan deskripsi pekerjaan lainnya akan membantu HR menjalankan tugasnya.
Teknologi seperti Metaverse, realitas virtual, dan ontologi keterampilan bertenaga AI cenderung menjadi perangkat arus utama normal untuk HR. Walau telah banyak dibicarakan di mana-mana, Metaverse dan perangkat HR tech lainnya masih harus diulang, diuji, direvisi, dan diuji ulang kembali sebelum diakses kepada karyawan atau layanan HR.
Sebagai seorang pemimpin dan tim HR, penting bagi Anda untuk mengubah budaya organisasi agar sesuai dengan kenyataan.
Dengan HR tech yang gesit dan fleksibel, maka perusahaan bisa membuat keputusan yang cepat berdasarkan data, mempermudah penyesuaian pengalaman karyawan untuk individu dan tim, sampai mengikuti perubahan kebijakan global dan aturan lokal. Namun, tim HR perlu memahami dan praktik terbaik HR tech agar membangun tempat kerja yang progresif di masa depan.
Leave a Reply