employee relations

5 Tips Mengelola Employee Relations Yang Baik

Sebagai praktisi HR, seberapa familiar Anda dengan istilah Employee Relations?

Employee relations mengacu pada hubungan antara perusahaan dan karyawannya. Tergantung pada konteksnya, istilah ini bisa bersifat praktik dan teoritis.

Namun, apa pun pendekatannya, employee relations ini biasanya diawasi oleh divisi HR.

Apa Itu Employee Relations?

Secara sederhana, employee relations bisa diartikan sebagai bentuk manajemen hubungan antara employer ‘perusahaan’ dan karyawan. ER bisa fokus pada hubungan perorangan maupun kelompok di tempat kerja, dengan menekankan koneksi antara manajer dan anggota timnya.

Organisasi harus selalu menekankan pentingnya hubungan kerja yang sehat, dan ini termasuk dalam hubungan antar karyawan.

Dalam ER, para manajer lah yang harus memastikan bahwa mereka melibatkan karyawan dan menjaga hubungan yang positif sehingga karyawan tetap termotivasi setiap saat.

Demi menjaga agar tingkat turnover rendah dan meningkatkan produktivitas karyawan lebih tinggi, employee relations yang baik adalah suatu keharusan.

Jika employee relations memang penting, apa contoh praktik yang bisa ditiru HR?

Contoh Employee Relations

Bentuk manajemen ini sebenarnya secara langsung sudah sering dipraktikkan dalam keseharian. Untuk memperjelasnya, ayo kita cek kembali contoh-contoh hubungan karyawan di tempat kerja.

  1. Manajemen konflik
  2. Onboarding karyawan
  3. Hubungan industrial
  4. Kesehatan dan keselamatan kerja
  5. Absensi
  6. Ketidakpatuhan
  7. Pelanggaran
  8. Kesejahteraan karyawan

Dalam sederet inisiatif HR, pastilah ada strategi untuk membangun dan menjaga (setidaknya) delapan contoh manajemen employee relations di atas.

Meski begitu, organisasi—dalam hal ini HRD—kadang butuh tips ekstra dalam memecahkan puzzle saat membangun strategi manajemen ER di perusahaan.

Strategi Praktik Terbaik Employee Relations Di Perusahaan

1. Memahami aspek psikologis

Dasar dari employee relations ada di aspek sosial dan psikologis. Hal ini terdiri dari keyakinan tentang kewajiban timbal balik antara kedua belah pihak. Sering kali, karyawan merasa bahwa organisasi mereka gagal memenuhi kontrak tersebut.

Persepsi ini, baik akurat maupun tidak, telah terbukti mengurangi kinerja karyawan dalam hal:

  • Rasa percaya
  • Kepuasan kerja
  • Niat untuk tetap bersama organisasi
  • Responsibility
  • Kinerja dan usaha ekstra

2. Biasakan dialog terbuka

Komunikasi yang efektif selalu bersifat dua arah. Jadi, organisasi harus menghargai pendapat, saran, dan umpan balik yang konstruktif dari karyawan agar masalah-masalah yang menjadi perhatian dapat diselesaikan secara efisien.

Kunci lain dari komunikasi adalah transparansi. Setiap kali organisasi memiliki kebijakan baru atau mengubah kebijakan yang sudah ada, mereka harus memastikan bahwa ada komunikasi di seluruh perusahaan mengenai hal yang sama.

Artikel terkait: Kunci Sukses Dan Masalah Komunikasi Perusahaan

3. Jangan micromanaging!

Penelitian yang dilakukan oleh Paul J. Zak dari Center for Neuroeconomics Studies menemukan bahwa membangun budaya kepercayaan berdampak pada perasaan karyawan terhadap perusahaan mereka.

Jika dibandingkan, karyawan dengan tingkat kepercayaan tinggi pada perusahaannya menunjukkan bahwa mereka menyukai pekerjaan mereka 60% lebih banyak daripada yang tidak percaya. Disusul dengan merasa selaras dengan tujuan perusahaan sebanyak 70%, dan 66% merasa lebih dekat dengan rekan kerja mereka.

Baca juga: 11 Kiat Membangun Kepercayaan Di Tempat Kerja

5. Dorong budaya apresiasi

Untuk membangun hubungan antara pemberi kerja dan pekerja jauh lebih baik lagi, bisa dimulai dari hal sederhana seperti sikap menghargai.

Program penghargaan dan apresiasi harus diadakan untuk mengakui individu dan tim yang bekerja ekstra untuk melayani perusahaan. Misalnya, tinjau dan berikan penghargaan atas kinerja bulanan dalam bentuk “Karyawan/Tim Terbaik Bulan Ini”.

Namun, tidak terbatas pada pencapaian besar saja, ya. Membiasakan diri untuk menghargai usaha sekecil apa pun dari tiap pekerja akan meningkatkan relasi yang baik.

Penutup

Dampak dari employee relations lebih besar daripada yang mungkin Anda pikirkan. Hal sederhana seperti budaya komunikasi yang transparan, budaya apresiasi, hingga memerhatikan aspek psikologis individu menjadi kunci utama dalam membangun dan mempertahankan ER yang baik.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *