Jika membahas topik seleksi karyawan, mungkin hal tersebut terdengar mudah di telinga.
Namun pada praktiknya, menyeleksi orang-orang dengan background yang beragam selalu memberikan tantangan tersendiri bagi para perekrut. Agar proses rekrutmen sukses, tahapan seleksi perlu diberikan perhatian khusus.
Merupakan tugas setiap perekrut, memilih karyawan terbaik untuk posisi yang sesuai dan membuat kumpulan karyawan terbaik untuk organisasi. Dengan demikian tujuan organisasi pun akan tercapai.
Di sisi lain, perekrut harus memilih metode yang tepat dan sesuai saat merekrut kandidat. Berikut ini 10 metode seleksi karyawan yang dapat membuat proses rekrutmen perusahaan lebih efektif.
[toc]
10 Metode Seleksi Karyawan yang Efektif
Metode seleksi biasanya bertujuan untuk menyaring kandidat melalui tes atau asesmen yang sesuai dengan kebutuhan posisi, atau kebutuhan perusahaan.
Berikut adalah sepuluh metode seleksi dalam proses rekrutmen yang umum dilakukan.
1. Tes Kemampuan
Tes kemampuan digunakan untuk menyaring pelamar dengan dasar keterampilan dan kemampuan yang berkaitan dengan posisi pekerjaan yang dilamar. Metode ini membantu untuk mengetahui lebih banyak tentang karyawan secara langsung.
Tes kemampuan juga menunjukkan kemampuan individu dalam mengetahui seberapa baik dia akan muncul untuk posisi yang telah diberikan kepadanya dan tugas yang harus dipenuhi. Biasanya, tes ini mencakup pertanyaan pilihan ganda.
Nilai minimum dapat ditetapkan untuk menyaring pelamar. Nilai cut-off dapat dinaikkan atau diturunkan tergantung pada jumlah pelamar.
Jika rasio seleksi rendah maka nilai cut-off dapat ditingkatkan, sehingga meningkatkan kemungkinan pelamar yang melebihi kualifikasi.
Tes ini membantu dalam pengukuran kemampuan mental seorang karyawan seperti kemampuan verbal, penalaran, matematika, dan kemampuan membaca.
Tes sebaiknya dipilih setelah dilakukan analisis pekerjaan yang seksama dan hati-hati agar Anda tahu dengan jelas kemampuan apa yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
2. Tes Integritas
Tes integritas lebih mengukur pada rangkaian kecenderungan perilaku yang lebih spesifik.
Perusahaan dapat menyelenggarakan tes kejujuran untuk mendapatkan kandidat yang berintegritas. Ini membantu dalam mengukur sikap dan pengalaman karyawan tertentu.
Juga membantu dalam menghubungkan individu dengan kejujurannya, seni ketergantungan, dan sifat dapat dipercaya.
Jika faktor-faktor ini digabungkan bersama dalam cara yang positif, maka ini adalah sinyal hijau yang pasti bagi karyawan untuk dipilih untuk posisi yang dihormati di perusahaan.
Bentuk tes ini dapat diajukan langsung oleh perekrut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan rahasia dan terbuka untuk melihat kejujuran kandidat melalui informasi dari diri mereka sendiri.
3. Tes Kepribadian
Tes kepribadian secara khusus mengukur kandidat berdasarkan sifat kepribadian tertentu yang relevan dengan kinerja pekerjaan.
Sebagai contoh, untuk menjadi akuntan mungkin diperlukan sebagai orang yang konservatif dan sangat teliti, sedangkan penjual mobil bekas mungkin digambarkan sebagai orang yang aktif dan berbicara sopan.
Model tes kepribadian akan memberi tahu perekrut seberapa besar kemungkinan seseorang cocok dengan pekerjaannya dilihat dari kepribadian masing-masing.
Beberapa bentuk dari tes kepribadian yang banyak dikenal seperti DISC, 16 personalities, Big Five, dan sebagainya.
4. Tes Pengetahuan Tentang Pekerjaan
Ini adalah bentuk tes yang menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan.
Sebagai contoh, calon kandidat untuk posisi business development harus memiliki pengetahuan mengenai keadaan pasar saat ini sesuai dengan industri perusahaan yang dilamar.
5. Referensi
Sebagai perekrut, Anda dapat memeriksa referensi dan latar belakang pelamar kerja. Pada saat pelamar melamar suatu pekerjaan, maka pelamar dapat menyertakan referensi dari tempat dia bekerja sebelumnya.
Perusahaan dapat menghubungi perusahaan lamanya untuk mengecek sekaligus membuat perkiraan kemampuan pelamar untuk bekerja.
Selain itu, perusahaan dapat mengecek latar belakang dengan melakukan searching terutama media sosial. Dari media sosial ini perusahaan dapat membuat perkiraan bagaimana karakter pelamar.
6. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih rinci dari tindakan dan sikap pelamar. Dalam wawancara perusahaan akan mengundang pelamar untuk datang ke kantor atau dapat melalui video conference.
Pelamar kemudian akan bertemu staf HRD dan juga departemen terkait yang membutuhkan. Dalam pertemuan itu perusahaan akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pelamar pekerjaan.
Pelamar dapat menemui staf perusahaan satu persatu, dapat juga semua staf perusahaan bersama-sama melakukan wawancara.
7. Tes Kemampuan Berdasarkan Situasi
Tes ini berupa simulasi kepada pelamar untuk peran tertentu dalam suatu pekerjaan berdasarkan situasi tertentu. Contoh, melakukan simulasi bernegosiasi antara produsen dan distributor barang di tengah keadaan pandemi.
Nantinya lewat tes ini dapat dilihat kemampuan pelamar dalam menguasai situasi tertentu dan prospek yang jelas untuk mengatasinya.
8. Praktik Kerja
Praktik kerja memberikan praktik langsung atas pekerjaan yang dilamar. Tes ini mengharuskan pelamar untuk mendemonstrasikan tugas-tugas pekerjaan khusus.
Bentuk tes ini mengukur kemampuan para pelamar untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya.
Misalnya praktik komputer, bengkel, dan lainnya. Dari kegiatan praktik tersebut akan terlihat kemampuan pelamar untuk mengerjakan pekerjaannya, termasuk pengetahuan dan keahliannya atas suatu pekerjaan.
9. Tes Kesehatan dan/atau Kemampuan Fisik Lain
Seperti namanya bentuk tes ini berhubungan langsung dengan kemampuan fisik seseorang untuk mengetahui kekuatan dan ketahanan kandidat. Tidak semua bidang pekerjaan melakukan tes fisik ini.
Ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan syarat fisik dan kemampuan fisik tertentu dalam bekerja, sehingga dapat memastikan keselamatan karyawan.
Di sini perusahaan dapat menilai kecukupan syarat fisik dan juga kemampuan fisik pelamar jika mengerjakan suatu pekerjaan.
Dalam prosedur pelaksanaan tes fisik ini cukup ketat dan perlu dilakukan secara hati-hati, sebab bila ada kesalahan maka mungkin akan terjadi cedera kepada kandidat yang berujung fatal.
10. Contoh Hasil Kerja
Perusahaan dapat melihat contoh hasil kerja sebelumnya untuk memperkirakan kemampuan pelamar.
Contohnya, perusahaan web design akan menilai portofolio yang dibuat oleh pelamar yang melamar web designer.
Dari perkiraan kemampuan pelamar ini maka perusahaan membuat pertimbangan lebih lanjut mengenai pelamar ini.
Metode ini juga dapat dikombinasikan dengan metode praktik kerja untuk benar-benar mengetahui kemampuan pelamar.
Tips Merancang Proses Seleksi yang Efektif

Setelah mengetahui metode seleksi yang bisa dicoba, ada baiknya perusahaan membangun sistem seleksi sendiri yang efektif, agar bisa digunakan oleh siapa saja dan kapan saja.
Tentu bisa jadi berbeda-beda di setiap proyek rekrutmennya, maka dari itu, dengan tips merancang di bawah diharapkan perekrut mampu membuat proses seleksi yang efektif bagi perusahaannya.
Memahami Pekerjaan yang Dibutuhkan
Mulailah dengan pemahaman tentang pekerjaan dan ciri-ciri yang membedakan kinerja yang sukses dalam pekerjaan (dikenal juga sebagai analisis jabatan).
Anda dapat melakukan analisis pekerjaan secara internal, atau bermitra dengan para ahli di bidang yang memiliki spesialisasi dalam mengembangkan sistem seleksi karyawan.
Jika Anda tidak memahami tugas, tanggungjawab dan wewenang sebuah posisi, Anda akan kesulitan dalam merancang sistem seleksi yang tepat bagi karyawan.
Susunlah Job Description dengan Jelas
Selanjutnya, Anda harus menyusun job description dengan jelas. Hal ini berguna agar kandidat yang masuk bisa terseleksi dengan cepat.
Selain itu, dibutuhkan juga kreativitas dalam merancang deskripsi pekerjaan yang khas, sehingga deskripsi tersebut tidak hanya mampu menampilkan nilai-nilai perusahaan, tapi juga dapat memikat kandidat.
Kembangkan Proses Seleksi dan Gunakan Secara Konsisten
Selanjutnya, Anda harus mengembangkan proses seleksi. Tentukan cara terbaik untuk mengukur sifat yang paling kritis, melalui berbagai cara pengukuran.
Selain itu, Anda juga harus mempertimbangkan beberapa hal lain seperti efisiensi proses, persepsi kandidat, dan keadilan.
Ada banyak jenis penilaian dan simulasi karyawan yang tersedia, bersama dengan wawancara dan role play, yang dapat digunakan dalam seleksi.
Setelah menentukan proses seleksi yang akan digunakan untuk suatu jabatan, Anda juga harus melakukan proses tersebut secara konsisten agar proses seleksi berlangsung adil.
Identifikasi Metode yang Valid
Pastikan bahwa metode atau alat seleksi yang Anda gunakan relevan dengan pekerjaan dan terkait dengan kinerja pekerjaan yang berhasil (validasi).
Tujuannya agar proses seleksi menghasilkan data yang relevan untuk kebutuhan perusahaan. Karena jika metode atau alat seleksi yang digunakan valid maka akan mampu menghasilkan data yang tepat dan juga memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
Salah satu cara memeriksa validitasnya adalah dengan menggunakan perusahaan konsultan.
Latih Staf Rekrutmen dan HR Anda
Staf yang melaksanakan proses rekrutmen haruslah staf yang sudah terlatih agar proses rekrutmen dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, Anda harus memastikan bahwa individu yang terlibat dalam proses seleksi dilatih, termasuk pewawancara, pengawas tes, dan administrator.
Pelatihan tersebut dapat digunakan untuk memastikan teknik rekrutmen yang digunakan konsisten dan efektif.
Pantau Proses dengan Seksama
Pantau sistem pemilihan Anda yang sedang berlangsung, serta terus lakukan perbaikan atau peningkatan proses seleksi.
Anda dapat juga melakukan pemeriksaan tingkat kelulusan, efisiensi, akurasi, dan keadilan selama proses berlangsung.
Hal ini perlu dilakukan karena pelamar biasanya sangat kritis menghadapi proses seleksi, sehingga penting bagi Anda untuk selalu melakukan perbaikan.
Kesimpulan
Maka dapat kita simpulkan bahwa ada berbagai metode untuk melakukan seleksi, tetapi Anda harus dapat memilih metode mana yang paling cocok dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pemilihan metode seleksi yang tepat akan memberikan hasil yang diincar tiap perekrut selama ini, yaitu mendapatkan kandidat berkualitas.
Selain itu, dalam pelaksanaan proses seleksi Anda juga perlu konsisten serta mengupayakan perbaikan berkelanjutan agar proses seleksi dapat berjalan secara efektif dalam waktu lama.
Sebagai bonus, jika dapat diterapkan dan terlaksana yang baik mungkin bisa meningkatkan rasio retensi karyawan, lho!
Leave a Reply