Hasil survei McKinsey terhadap lebih dari 70.000 karyawan dari 82 perusahaan yang berpartisipasi pada 2021 menemukan bahwa perempuan mengalami gender gap, yakni tempat kerja lebih condong mendukung laki-laki.
Gender gap terbesar adalah pekerja perempuan entry level 18% lebih kecil kemungkinan untuk dipromosikan daripada laki-laki. Secara umum, rata-rata perempuan dipromosikan pada tingkat yang lebih rendah dibanding laki-laki.
Di sisi lain, pekerja perempuan juga tertarik dan bersedia untuk dipromosikan–seperti laki-laki–dengan gaji yang sebanding. Jika kita ingin kesetaraan, maka memerlukan upaya semua pihak dalam menjembatani gender gap. ILO memiliki upaya hal itu, yakni:
#1 Pemberian upah transparan
Prinsip pengupahan untuk semua pekerjaan harus dilindungi dan dijalankan sesuai undang-undang.
Untuk mendukung upaya itu diperlukan sistem upah minimum yang kuat dan perundingan secara kolektif. Biasanya, ini dilakukan oleh pemerintah yang berdiskusi dengan pelaku usaha dan serikat pekerja. Di level organisasi, pelaku usaha dapat meningkatkan transparansi upah dan evaluasi pekerjaan yang netral gender.
#2 Mengatasi segregasi pekerjaan
Tak sedikit pihak yang melakukan pemisahan atau segregasi dalam pekerjaan. Selama ini, perempuan cenderung terwakili dalam pekerjaan yang dianggap tidak terampil atau “pekerjaan rendahan.”
Padahal jenis pekerjaan tertentu atau pekerjaan identik dengan laki-laki bisa dilakukan juga oleh perempuan. Kuncinya adalah menjembatani gender gap dengan pendidikan, penjangkauan publik, dan sistem evaluasi pekerjaan.
#3 Mengeliminasi diskriminasi
Banyak negara memiliki undang-undang yang menentang diskriminasi gender dan pelecehan di tempat kerja. Namun, itu saja belum cukup.
Untuk mengeliminasi diskriminasi, pemerintah, pihak swasta, dan pekerja juga memerlukan sanksi yang tegas, upaya pemulihan efektif, lembaga khusus kesetaraan, dan kampanye kesetaraan gender.
#4 Memberikan work-family balance
Tak hanya work-life balance, kebijakan work-family balance juga penting untuk menjembatani gender gap.
Pertimbangkan untuk memberikan keseimbangan work-family kepada pekerja perempuan maupun laki-laki, seperti memberikan gaji utuh bagi pekerja perempuan yang mengambil cuti hamil dan melahirkan, cuti bagi pekerja laki-laki (yang istrinya baru melahirkan), dan pemberian hak perlindungan sosial lainnya.
#5 Menciptakan pekerjaan perawat berkualitas
ILO menyebutkan bahwa menciptakan pekerjaan layak untuk perawat profesional sangat penting, karena pekerjaan ini mewakili kehadiran perempuan. Namun, hal itu juga harus dibarengi dengan meningkatkan layanan publik dan pembangunan infrastruktur sosial.
#6 Waspada terhadap perubahan
Pandemi COVID-19 mengajarkan kita semua terhadap perubahan. Banyak pelaku bisnis, manajemen, praktisi HR, dan karyawan–termasuk mereka yang bekerja di sektor informal atau industri yang rentan terhadap krisis–terdampak pandemi. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan ramah gender untuk sektor formal dan informal untuk menghindari pengangguran dan masalah sosial lain.
Manfaat Dorong Partisipasi Pekerja Perempuan
Menurut survei Center for Creative Leadership (CCL), memiliki lebih banyak perempuan di tempat kerja berhubungan positif dengan keterlibatan dan retensi karyawan. Dengan kata lain, partisipasi pekerja perempuan mempunyai dampak positif terhadap bisnis.
Workplace from Meta mencatat manfaat keterlibatan pekerja perempuan, berikut ini:
1) Kumpulan bakat lebih luas
Perusahaan yang tidak merekrut perempuan akan kehilangan bakat dan kemampuan setengah populasi. Sebaliknya, perusahaan yang mempekerjakan perempuan menuai manfaat dalam hal produktivitas dan keuntungan.
2) Perspektif yang berbeda
Memiliki pekerja perempuan dan laki-laki di perusahaan akan memperoleh beragam perspektif yang memicu kreativitas dan inovasi serta membantu organisasi menemukan dan menangkap peluang baru.
3) Meningkatkan kolaborasi
Peneliti mengamati, lebih banyak perempuan dalam kelompok dapat meningkatkan kolaborasi. Karena mereka piawai untuk berbagi ide, memulai percakapan, dan mengumpulkan umpan balik.
4) Meningkatkan retensi karyawan
Menurut CCL, organisasi dengan persentase pekerja perempuan lebih tinggi cenderung menghasilkan pekerjaan yang menyenangkan dan pekerjaan mendukung work-life balance dapat menjadi strategi retensi karyawan.
5) Menambah keragaman pelanggan
Pastikan tim Anda memiliki anggota beragam, baik jenis kelamin, latar belakang, maupun etnis. Ini bermanfaat menambah keragaman pelanggan dan konsumen perempuan sangat berpengaruh untuk membuat keputusan pembelian.
6) Profitabilitas lebih besar
Menyambung hal di atas, semakin banyak pelanggan akan menambah profitabilitas. Menurut McKinsey, perusahaan yang paling beragam gendernya 21% lebih mengalami profitabilitas di atas rata-rata.
7) Meningkatkan rekrutmen dan reputasi
Memberikan porsi pekerja perempuan secara seimbang menciptakan reputasi positif terhadap perusahaan, sehingga banyak kandidat yang ingin bergabung di perusahaan. Dan, perusahaan bisa mendapatkan kandidat terbaik.
Leave a Reply