Awal kemunculan pandemi COVID-19 di Indonesia membuat hampir semua kegiatan ekonomi rehat sejenak. Begitu pula dengan industri retail di Indonesia.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 23 April hingga 4 Juni 2020 dan penerapan protokol kesehatan membuat tempat publik harus ditutup. Tujuannya sebagai upaya mengurangi penyebaran COVID-19. Salah satu tempat publik yang tutup adalah pusat belanja, termasuk gerai yang ada di dalamnya.
Kondisi tersebut dialami oleh PT MAP Tbk, perusahaan retail yang memiliki lebih dari 2.600 gerai di Indonesia. Gerai tersebut berisikan jenama produk tersohor seperti Zara, Marks & Spencer, Adidas, Starbucks, Kidz Station, Planet Sports, Lacoste, dan masih banyak lagi.
Kebanyakan gerai MAP berada di dalam mal, meski ada produk yang dipasarkan melalui daring. Ketika mal tutup, gerai pun tutup, dan tak ada pula pemasukan. Alhasil, karyawan gerai tidak bekerja dan gaji eksekutif hingga level staf terpaksa dipangkas.
Walaupun kegiatan ekonomi tak mendukung, perusahaan justru memiliki waktu untuk mengadakan pelatihanbagi karyawan.
Mariawaty Santoso, Corporate Head of Human Capital MAP Group, membicarakan tentang strategi perusahaan menghadapi pandemi melalui telekonferensi pada Jumat (08/10/2021). Kini, Maria bekerja di industri asuransi.
Strategi Perusahaan Kala Pandemi
Selama ini, MAP dikenal dengan perusahaan retail lifestyle yang memiliki banyak gerai.
Ketika pandemi terjadi, di mana mobilitas masyarakat dibatasi, maka pengunjung mal dan gerai MAP berkurang drastis. Ini sudah pasti mempengaruhi kinerja finansial perusahaan.
Di sini, MAP menyadari bahwa harus menerapkan strategi perusahaan untuk menarik customer. Tentu, strategi online menjadi salah satu jawabannya.
Berbagai online channel yang dilakukan oleh MAP adalah mengoptimalkan e-commerce, website dari beberapa brand, marketplace, dan Chat & Buy melalui WA dari store.
Kini, MAP merupakan retail dengan omni channel, online to offline dan offline to online. Sedangkan teman-teman operasional di toko, role mereka mendukung e-commerce.
Kami juga banyak melakukan training motivasi. Selama ini, staf toko paling susah training, karena mereka di toko, kan.
Kalau mereka training di kelas, nanti kita kurang orang di toko. Jadi, masa-masa itu kami maksimalkan training untuk staf toko.
Training Di Tengah Pandemi

Pandemi ini merupakan periode yang mengakselerasi cara belajar MAP People.
Inilah momentum untuk menciptakan kondisi di mana karyawan merasa penting untuk menjadi lifelong learner. Oleh karena itu, MAP Retail Academy bersama dengan training team dari masing masing unit bisnis dengan sigap menyesuaikan program pelatihan.
Pertama, hybrid method. Ini adalah kombinasi self-learning menggunakan learning management system, virtual or face to face session.
Kedua, evaluasi berkala terhadap implementasi pembelajaran di lapangan juga dilakukan untuk memastikan adanya impact yang dihasilkan.
Ketiga, materi pembelajaran yang diberikan turut pula diperbarui sesuai dengan konteks pandemi.
Untuk berpartisipasi dalam pencegahan penyebaran COVID-19, MAP harus menutup gerainya sesuai peraturan yang berlaku. Selama gerai tutup karena PPKM, kami memanfaatkan waktu yang ada untuk training.
Langkah tersebut untuk memperbaiki internal, agar MAP People kembali siap saat PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, kebijakan lanjutan dari PSBB) dilonggarkan, memastikan seluruh karyawan dapat beradaptasi terhadap situasi sulit ini, dan melihat sudut pandang lain yang lebih positif.
Terbukti, meskipun PPKM membuat toko dan bisnis melambat, karyawan dapat melihat ini sebagai situasi yang memang di luar kontrol dan merasa perusahaan hadir di saat kritis. Saat PPKM dilonggarkan, seluruh MAP People sudah berada dalam keadaan siap berlari.
Bentuk training yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Kami memfokuskan pada bentuk pelatihan yang berfokus pada wellbeing serta perubahan customer experience untuk pelayanan secara online.
Kami juga mempersiapkan karyawan agar tidak stres atau burnout. Caranya:
- Membagi informasi terkini mengenai keadaan perusahaan, bisnis, dan tim untuk membangun belongingness serta menjelaskan bahwa hasil penjualan yang tinggi hasilnya akan kembali kepada mereka berbentuk insentif
- Menjelaskan strategi yang diambil serta peran setiap orang dalam tim, dalam strategi yang dijalankan
- Memastikan setiap orang sehat secara jasmani rohani dan siap menghadapi situasi di luar kebiasaan
Leave a Reply