Membangun sumber daya manusia (SDM) unggul bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Organisasi pun berperan untuk mencetak karyawan unggul.
Di lingkungan kerja, tim human resource, human capital, atau people and culture ikut serta dalam pembangunan SDM unggul. Jika dahulu, pekerjaan tim HR hanya berkutat tentang administrasi.
Kini, HR harus mampu berpikir strategi untuk mengelola karyawan. Sebut saja, memberikan program pembelajaran secara berkelanjutan hingga menganalisis kebutuhan serta kondisi tenaga kerja terkini. Bila upaya ini tereksekusi dengan baik, perkembangan bisnis organisasi pun akan meningkat.
Untuk mengetahui peran tim HR dalam membangun SDM unggul, Chief People and Corporate Strategy Officer DANA Agustina Samara berbagai insight dengan HRPods, Selasa (17/10/2023), Capital Place, Jakarta.
Tim People Harus Bergerak Cepat
Di dunia digital, terutama di DANA, tim People harus bergerak cepat. Ini langkah penting, karena pergerakan bisnis, informasi, dan pengetahun tak kalah cepat.
Sebagai fintech, kami memberlakukan inovasi dan inovasi berkesinambungan. Hal itu membutuhkan SDM kompeten untuk menjalankannya. Mereka juga memerlukan pembaruan ilmu, keterampilan, dan pelatihan secara berkala.
Di sana, perusahaan membutuhkan peran tim human resources atau people.
Kami bertindak sebagai people atau business partner untuk mengetahui arah bisnis mau ke mana, kebutuhan manpower planning, rencana training, hingga mengikuti regulasi pemerintah.
Kalau HR kurang cepat atau tidak sat-set bertindak, mereka tidak dapat mendukung tujuan perusahaan. Di startup, everyday is start and should be up.
Jadi, HR berperan penting untuk menyiapkan produktivitas kerja karyawan, supaya mereka performed. Tentu, langkah itu harus diiringi oleh motivasi dan program training.
Peran Tim People Membangun SDM Unggul

Sebagai tim People atau HR, saya mempunyai prinsip bahwa kami harus harus membangun sumber daya manusia yang kokoh.
Jadi, jika perusahaan ingin SDM unggul, sekolahkan dan training mereka. Berikan kesempatan mereka untuk mengaplikasikan ilmu untuk kemajuan perusahaan.
Kalaupun mereka keluar dari perusahaan Anda dan kerja di tempat lain, mereka tetap berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia.
Di DANA pun seperti itu. Ketika mengirimkan karyawan untuk training, itu artinya kami sudah membangun diri individu tersebut. Kalau hasilnya untuk DANA, terima kasih.
Saya percaya bahwa kondisi ini tak lepas dari peran HR, sehingga HR harus memiliki calling untuk membangun SDM.
SDM yang unggul dan berkompetensi menciptakan tempat kerja yang kompetitif. Itu semua berujung dengan kemajuan Indonesia.
Persiapkan SDM Hadapi Perubahan Teknologi
Calling itu termasuk melihat kondisi ketenagakerjaan lima hingga 10 tahun ke depan. Dalam lingkup pekerjaan, calling HR dapat diaplikasikan dari sisi learning and development.
HR perlu mempersiapkan SDM untuk siap bekerja dan memiliki kompetensi untuk menghadapi perubahan teknologi. Misalnya, mempersiapkan upskilling dan reskilling.
Posisi seperti operator dan administrasi akan tergantikan oleh mesin. Pekerjaan mereka akan terdampak oleh automation.
Namun, bukan berarti perusahaan tidak menggunakan tenaga mereka lagi. Kami akan mengalihkan mereka untuk mempunyai kompetensi lain.
Itu adalah salah satu tantangan terbesar HR. Karena kami harus merombak learning curriculum dan modul untuk mempersiapkan kompetensi mereka setelah ada artificial intelligence, robot, dan machine learning.
Contohnya, di tim programmer memiliki quality assurance atau QA. Sekarang, pekerjaan mereka memastikan sebuah produk yang akan dilepas sudah memenuhi standar.
Di masa mendatang, pekerjaan itu bisa dikerjakan oleh machine. Oleh sebab itu, karyawan QA harus memiliki keterampilan lain.
Di DANA, kami pelan-pelan telah menyiapkan mereka untuk mempunyai keterampilan kerja untuk fungsi lain. Misalnya, kami membuat mereka untuk melakukan secondment, rotasi kerja, atau mem-backup pekerjaan temannya.
Contoh di tim HR, kami upgrading skill perekrut agar mereka dapat memperdalam kemampuan interview terhadap kandidat dan staf payroll supaya mereka bisa mengartikulasi data terhadap executive summary untuk decision making.
Dalam 10 tahun ke depan, dunia membutuhkan karyawan dengan keterampilan data analytics, collaboration, dan communication. Keterampilan itu tidak mungkin digantikan oleh robot.
Saya percaya bahwa teknologi membantu efisiensi kerja kita. Teknologi bukan memperbudak kita. Tuhan itu baik adanya dengan memberikan IQ dan EQ yang tidak bisa digantikan oleh robot.
Jadi, HR berperan mempersiapkan insan di organisasi supaya siap menghadapi perubahan teknologi itu.
Selain itu, HR juga harus menguasai people analytics. Mulai dari menganalisis turnover, promotion, rotation, hingga learning participation rate.
Bagi saya, karyawan yang berada selama tiga tahun pada satu fungsi sudah terlalu lama. Itu adalah alarming untuk merotasi setidaknya 20% karyawan dalam satu tahun. Bisa rotasi satu divisi atau ke divisi lain, tergantung aspirasi karier karyawan.
Leave a Reply