Kalau mendengar kata training, sekilas kita, sebagai pihak perusahaan, akan membayangkan proses dan effort yang cukup besar. Namun, berbeda dengan istilah On The Job Training.
On the job training adalah bentuk pelatihan karyawan yang sedikit berbeda dari bentuk pelatihan lainnya. Pelaksanaannya cukup mudah, tetapi butuh komitmen besar dari yang dilatih dan melatih.
Mari kita baca ulasan berikut ini!
Definisi On The Job Training
Program on the job training (OJT) biasanya diberikan kepada karyawan baru demi mempersiapkan mereka memulai pekerjaan barunya. Namun, tidak sampai di situ.
Definisi on the job training adalah metode langsung untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi penting yang dibutuhkan karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu di tempat kerja.
Chief Data Scientist Imed Bouchrika, Phd menyatakan bahwa program OJT lebih mendalam dari sekadar mengajarkan karyawan baru tentang job desk dan budaya perusahaan secara langsung. Menurutnya, ada beberapa jenis pekerjaan yang memerlukan alur kerja yang sangat dinamis dan unik.
Di sinilah OJT berperan untuk membantu karyawan agar mampu menghadapi kondisi kerja yang dinamis dan unik tersebut. Contohnya, berhadapan dengan banyak stakeholders dalam satu waktu, menggunakan multi lingual saat berhadapan dengan rekan kerja asing, dan sebagainya.
On the job training juga mewakili serangkaian proses yang terjadi dalam konteks organisasi tertentu dan melibatkan asimilasi dan akuisisi kelompok nilai, keterampilan, pengetahuan, dan perasaan yang terintegrasi yang mengarah pada perubahan mendasar dalam perilaku pekerja atau tim (Nakahara & Matsuo, 2013).
Manfaat On The Job Training
Sama seperti program pelatihan di sebuah organisasi, OJT memberikan keuntungan baik bagi perusahaan maupun bagi karyawannya.
Berikut manfaat OJT bagi perusahaan:
- Meningkatkan produktivitas dan motivasi kerja karyawan yang clueless terhadap apa yang harus dilakukannya di hari pertama kerja (dan diikuti minggu-minggu setelahnya), lama-lama bisa kehilangan motivasi kerja. OJT berperan agar karyawan baru bisa merasa dirinya bekerja mulai dari hari pertama masuk.
- Meningkatkan kepuasan kerja dengan menciptakan budaya belajar dan pelatihan seperti OJT, baik karyawan baru maupun yang sudah berpengalaman akan memiliki sense of ownership. Hal ini akan berujung pada meningkatnya kepuasan kerja.
- Rasio retensi karyawan lebih tinggi mengutip BetterUP, riset Brandon Hall Group menunjukkan organisasi dengan proses onboarding (termasuk OJT di dalamnya) yang kuat meningkatkan retensi karyawan baru sebesar 82%. Hal ini juga meningkatkan produktivitas sebesar 70%.
- Biaya training lebih efisien OJT pada dasarnya tidak memerlukan biaya besar, kadang malah tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Sebagai gantinya, ada waktu yang harus dikorbankan rekan satu tim (peer/buddy) atau leader dan manajer mereka saat melakukan OJT. Namun, dengan strategi tepat, manpower cost pun bisa dikurangi.
Sedangkan bagi karyawan yang menerima OJT, ini lah keuntungan bagi mereka:
- Training tanpa bayar OJT hampir tidak pernah membutuhkan biaya. Karyawan dengan gratis bisa dapat pelatihan mengenai job desknya dan dijelaskan langsung oleh timnya sendiri.
- Pemahaman lebih cepat poin paling penting dari on the job training adalah karyawan bisa dengan cepat menyerap knowledge yang diberikan, termasuk studi kasus dari pekerjaan terkait. Hal ini jelas tidak bisa didapat dari model training manapun.
- Mendapatkan skill baru tentunya dengan on the job training, karyawan mendapatkan keterampilan baru. Terlebih, bukan sekadar keterampilan yang umumnya dipelajari, tetapi keterampilan yang telah dimodifikasi sesuai flow kerja divisinya.
Penutup
Itulah definisi dan manfaat dari menjalankan program on the job training. Karena OJT yang dilaksanakan saat proses onboarding bisa sangat meningkatkan kinerja karyawan baru.
Leave a Reply