Di era pascapandemi, learning and development (L&D) kembali menjadi fokus utama perusahaan dalam memperkuat karyawan dan sumber daya lainnya.
Perhatian terhadap isu ini menciptakan suatu pergeseran, dengan perusahaan kembali melibatkan program-program L&D bagi karyawan mereka.
Tradisi ini umumnya dikendalikan oleh tim HR, khususnya para spesialis dalam mengelola inisiatif pembelajaran dan pengembangan.
Dalam menghadapi perubahan yang dinamis, sinergi antara L&D dan tim HR jadi semakin penting untuk dilakukan. Hal ini tentu membuka jalan bagi penyempurnaan strategi yang akan membantu karyawan mengatasi tantangan masa depan.
Bagaimana Kondisi Learning And Development Pascapandemi?
Berdasarkan hasil survei terbaru tentang pembelajaran di tempat kerja oleh CIPD, hanya 59% dari spesialis L&D setuju bahwa mereka mampu menanggapi perubahan pada syarat keterampilan dengan cepat saat dibutuhkan. Angka ini mengalami penurunan dari 69% dibanding survei sebelumnya pada 2021.
Apa artinya?
Pandemi menyebabkan situasi semakin sulit diprediksi baik bisnis dan organisasi. Kebutuhan training atau upskilling karyawan bisa datang kapan saja. Namun, syarat keterampilan menjadi masalah yang harus dipecahkan spesialis L&D. Dan menurut survei tersebut, tidak semua spesialis bisa memenuhinya dalam waktu singkat.
Dari sejumlah profesional L&D, tiga dari sepuluh menyebutkan bahwa mengatasi kesenjangan keterampilan (skill gap) menjadi prioritas utama.
Namun, banyak di antara mereka juga menghadapi tantangan lain seperti:
- Kurangnya kapasitas individual
- Ketidakjelasan mana strategi yang berhasil
- Kurangnya dukungan dari manajemen dan/atau pemangku bisnis
Dari 1.108 responden yang bergerak di dalam bidang pembelajaran dan telah disurvei oleh YouGov, sebanyak 53% menyatakan bahwa beban kerja tim mereka meningkat dalam setahun terakhir.
Meski begitu, banyak di antara mereka mengungkapkan bahwa resource yang diperuntukkan untuk L&D telah mengalami peningkatan.
Perbandingan dengan dua tahun sebelumnya, hanya 63% dari mereka yang merasa strategi L&D sejalan dengan prioritas organisasi dan kebutuhan individu, dibandingkan dengan 77% pada tahun 2021.
Hanya 51% profesional L&D yang merasa bahwa manajer dalam perusahaan mereka mendorong partisipasi dalam pengembangan keterampilan, dan bahkan hanya 39% yang mengindikasikan bahwa karyawan diberi waktu yang cukup dari tugas harian mereka untuk terlibat dalam aktivitas L&D.
4 Fokus Area Learning And Development
Menurut Josh Bersin, Analis Industri Global di Bidang SDM, kemampuan HR untuk merekrut, mempertahankan, melatih, dan mengintegrasikan kembali individu tidak akan menjadi tugas yang mudah di masa mendatang.
Sebagai gantinya, L&D disebut menjadi fokus vital bagi manajemen HR. HR bisa mengetahui lebih dalam fokus area L&D pascapandemi seperti di bawah ini:
1. Selaraskan L&D Dengan Tujuan Bisnis
Kevin Bishop, salah satu LinkedIn partner mengatakan, prioritas utama bagi para pemimpin di tahun 2023 adalah mengintegrasikan sistem L&D dengan tujuan organisasi.
Meskipun ini mungkin terdengar wajar bagi banyak individu di ranah learning and development, seringkali karyawan belum berhasil menerapkannya secara efektif.
Sebagai seorang spesialis di bidang human resource development, perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan kinerja karyawan dengan operasional bisnis saling berkesinambungan.
Sehingga perusahaan dapat memahami dan merespons prioritas mereka sebagai titik tolak yang kuat.
2. Upskilling Karyawan
Upskilling telah menjadi fokus utama dan tren yang semakin ditekankan selama beberapa tahun terakhir. Terlebih saat pandemi menyebabkan disrupsi pada bisnis.
Masih menurut Bishop, ia melihat beberapa perusahaan, termasuk LinkedIn, tertarik pada pendekatan rekrutmen yang menekankan aspek keterampilan.
Mereka beralih dari sekadar mengandalkan pengalaman, latar belakang, atau riwayat pendidikan, menuju pemahaman mendalam terhadap peran dan keterampilan spesifik yang dibutuhkan.
Pendekatan ini memungkinkan para pemberi kerja untuk secara efektif meningkatkan keterampilan individu sesuai kebutuhan.
3. Ciptakan Budaya Belajar
Disrupsi pandemi menciptakan budaya pembelajaran, suatu aspek yang sering kali menjadi bahan diskusi di kalangan para pemimpin, tetapi jarang sekali diwujudkan dalam tindakan konkret.
Di tahun 2023, hal tersebut semakin mendapatkan perhatian. Ini terjadi karena menurut pemimpin, kemampuan untuk beradaptasi menjadi lebih krusial, dan hal ini juga berlaku untuk perusahaan secara keseluruhan.
4. Tingkatkan Retensi Karyawan
Fokus peningkatan retensi karyawan menjadi tantangan signifikan bagi banyak perusahaan saat ini. Meskipun ini bukan isu baru.
Retensi karyawan semakin menjadi pusat kekhawatiran bagi HRD. Meskipun sejak pandemi, banyak perusahaan telah melewati perubahan besar-besaran termasuk gelombang PHK.
Bishop mengungkapkan, peningkatan keterampilan dan peluang mengembangkan diri bisa menjadi faktor utama yang mendorong orang untuk mengambil keputusan berhenti
Maka dalam konteks ini, learning and development menjadi senjata pamungkas dalam mengelola karyawan.
9 Strategi Learning And Development Selama 2023

Memasuki 2023, banyak pelaku bisnis belajar untuk bertahan dalam terpaan gelombang ketidakpastian. Situasi pandemi yang berangsur membaik juga membuka kesempatan kedua bagi perusahaan yang sempat tersandung.
Ada beberapa organisasi yang masih mampu menjalankan program learning and development. Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan dalam mengoptimalkan pembelajaran bagi karyawan.
#1 Agility Dan Pembelajaran Berkelanjutan
Gejolak bisnis mendorong perusahaan untuk fokus pada fleksibilitas dan adaptabilitas dalam menghadapi perubahan pasar yang cepat.
Survei Deloitte mengungkapkan bahwa 85% eksekutif bisnis menginginkan pendekatan yang lebih fleksibel dalam pengelolaan pekerjaan.
Demi meningkatkan ketangkasan, perusahaan memerlukan pembelajaran berkelanjutan, memberdayakan karyawan untuk dengan cepat memahami dan merespons situasi baru.
Tim L&D memiliki peran kunci dengan memberikan peluang pendidikan baru dan mempertahankan materi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan mendesak organisasi dan kondisi pasar.
Merangkul ketangkasan perusahaan membawa manfaat bagi perusahaan dan karyawan. Sementara perusahaan mendapatkan kompetensi untuk berkembang dalam situasi pasar yang dinamis, karyawan mendapat akses ke L&D baru yang mendukung perkembangan karir mereka.
#2 Upskilling Dan Reskilling
Dengan tuntutan tenaga kerja yang terus berubah, peningkatan keterampilan tetap menjadi prioritas utama bagi perusahaan.
Menurut LinkedIn, 89% profesional L&D percaya pengembangan keterampilan karyawan secara proaktif membantu perusahaan menghadapi masa depan pekerjaan.
Keterampilan penting seperti pengelolaan, komunikasi, pelayanan pelanggan, dan kepemimpinan semakin dicari.
Bisnis semakin mengadopsi pendekatan berbasis keterampilan dalam manajemen bakat, fokus pada kompetensi daripada peran. Perusahaan juga membentuk tim proyek yang fleksibel, melampaui struktur unit bisnis konvensional.
Saat ini karyawan menunjukkan antusiasme untuk belajar keterampilan baru. Menurut laporan PWC tentang tenaga kerja masa depan, 74% pekerja ingin meningkatkan keterampilan mereka.
#3 Fokus Pada Experience
Keseluruhan hasil inisiatif L&D organisasi tergantung pada keberhasilan pengalaman belajar individu karyawan.
Fokus pada karyawan dan pengoptimalan setiap pengalaman membantu bisnis meningkatkan efektivitas program pelatihan dan mencapai tujuan mereka.
Prinsip utama dalam budaya pembelajaran berpusat pada karyawan adalah mendorong kesuksesan individu demi pertumbuhan perusahaan.
Dengan memeriksa siklus pelatihan dari orientasi hingga keluar, bisnis dapat memaksimalkan pengalaman belajar karyawan.
#4 Penggunaan LXP Lebih Luas
Pembelajaran yang berkelanjutan, pelatihan ulang, dan pendekatan pelatihan yang berfokus pada karyawan diperkuat oleh integrasi LXP.
Untuk mengatasi perubahan dinamis di tempat kerja, perusahaan perlu menyediakan pengalaman belajar yang terarah untuk setiap karyawan.
Penelitian menunjukkan pertumbuhan pesat pasar LXP, dari 508,5 juta pada 2020 menjadi lebih dari 2 miliar pada 2026.
LXP menyediakan alat untuk membangun program L&D modern dengan jalur pembelajaran unik. Ini termasuk penggabungan konten dari berbagai sumber, alat pembuat konten baru, analitik untuk merekomendasikan materi yang relevan, dan fasilitas praktik L&D inovatif.
LXP menangani banyak tantangan L&D di 2023 sehingga perusahaan beralih dari solusi tradisional ke LXP dan keuntungannya.
#5 Pembelajaran Berbasis Data
Menurut LPI, 59% pemimpin pembelajaran kekurangan data L&D untuk pedoman praktik mereka.
Langkah pertama yang penting dilakukan adalah menghubungkan data HRIS dengan platform pembelajaran, memungkinkan penggabungan informasi demografis dan bisnis.
Integrasi ini juga memungkinkan personalisasi lebih mendalam karena data HRIS kaya informasi.
Pendekatan berbasis data membantu perusahaan menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dan pribadi, juga mengidentifikasi metrik penting seperti kesenjangan keterampilan dan masalah kepatuhan.
#6 Keamanan Data
Teknologi baru menitikberatkan pada data. Pemanfaatan data untuk meningkatkan proses L&D menjadi esensial dalam operasi modern, meskipun peningkatan teknologi juga menghadirkan risiko serangan siber.
Ancaman peretasan yang mengancam jaringan perusahaan, menyandera data, atau membocorkannya semakin meningkat. Apalagi pandemi mendorong alur kerja virtual baru dan transformasi digital yang cepat, menghadirkan risiko perluasan serangan bagi penjahat siber.
Dengan mengasumsikan setiap akun sebagai titik potensial dan membatasi akses ke jaringan, perusahaan dapat meminimalkan paparan dan melindungi data perusahaan dari akses tidak sah.
#7 AI Generatif
Meskipun AI telah umum digunakan di dunia bisnis dan platform LXP, fokus utamanya ada pada pengolahan data untuk pengambilan keputusan.
Namun, dengan munculnya sistem AI generatif baru, industri pelatihan dan pengembangan perlu mempertimbangkan implikasi potensial di tempat kerja.
Meskipun meramalkan masa depan tempat kerja sulit, produktivitas telah meningkat secara signifikan ketika keterampilan karyawan ditingkatkan menggunakan AI.
AI generatif akan menghasilkan perubahan substansial, mempengaruhi cara bekerja dan mengubah kebutuhan keterampilan organisasi dari tenaga kerja mereka.
#8 Konten Yang Relevan
Program pelatihan bernilai ditentukan oleh konten yang disajikan kepada karyawan.
Staf L&D dapat menghabiskan waktu lama untuk menciptakan atau mengimpor materi pelatihan. Namun, tahun 2023 membawa opsi baru untuk sumber konten berkualitas tinggi.
Opsi ini mencakup:
- Repurposing: Adaptasi konten yang ada dengan mengandalkan data dari platform pembelajaran, seperti memperpendek video untuk tingkat keterlibatan lebih tinggi.
- Konten buatan pengguna: Karyawan dapat menciptakan konten, baik melalui pembelajaran antar rekan kerja, berbagi pengetahuan berdasarkan pengalaman, atau melalui proses formal dengan bantuan alat pembuat konten.
- Generatif AI: Teknologi seperti ChatGPT dapat merangkum dan mengolah informasi dari internet menjadi ringkasan. Namun, perlu pengawasan dalam memastikan keakuratan.
- Kreativitas AI: Alat seperti Midjourney, Dall-e, atau Soundful dapat membantu tim L&D membuat konten asli.
Anda mungkin juga tertarik: Prediksi 5 Tren HR Tech Di 2023
#9 Fokus Membantu Employee Wellbeing
Banyak pekerja mengalami keseimbangan kerja yang buruk, mengakibatkan kelelahan, performa rendah, absensi, dan pengunduran diri.
Perusahaan bisa merespon dengan mengadopsi program kesejahteraan dan pelatihan yang membantu karyawan mengatasi tekanan di tempat kerja modern.
Selain keterampilan teknis, perusahaan harus memberi perhatian pada pengembangan kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan. Ini termasuk pelatihan manajemen stres, berpikir positif, perhatian, dan manajemen waktu untuk membekali karyawan dengan kemampuan efektif menghadapi kesibukan.
Penutup
Era pascapandemi membuat perusahaan kembali mengarahkan perhatian pada program Learning and Development (L&D) bagi karyawan mereka.
Meskipun biasanya dilaksanakan oleh tim HR, terutama praktisi L&D, penting bagi perusahaan untuk menjalankan inisiatif ini dengan penuh semangat.
Demi meningkatkan keterampilan, mendukung karyawan dalam menghadapi perubahan, dan menciptakan budaya pembelajaran yang berpusat pada individu akan membantu mengatasi tantangan masa kini dan membawa kesuksesan bagi masa depan.
Leave a Reply