Ambidexter–mengacu pada ambidexterity–merupakan kemampuan untuk menggunakan tangan kiri dan kanan dengan sama baiknya.
Dalam lingkup organisasi, ambidexter merupakan upaya menyejajarkan eksploitasi (exploitation) dan eksplorasi (exploration) melalui kerja sama antar individu, tim, divisi, hingga departemen.
Organisasi ambidexter dapat melahirkan karyawan ambidexter pula, termasuk human resources. Tim HR ambidexter akan menemani perusahaan dalam pengembangan bisnis sekaligus melihat peluang baru.
Rainier Turangan, Principal Consultant PT Daya Dimensi Indonesia, berbicara mengenai ambidexter dalam diri HR, Selasa (18/07/2023), Jakarta.
Kunci Ambidexter: Exploration Dan Exploitation
Istilah ambidexter biasanya ditujukan ke orang kidal. Mereka bisa menggunakan tangan kanan dengan baik atau sebaliknya.
Dalam konteks organisasi, mereka memiliki sisi exploration dan exploitation. Keduanya dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuan dan menjadi yang terdepan dalam perubahan.
Exploration berkaitan dengan kemampuan untuk menciptakan sumber daya (pengetahuan dan keterampilan) baru dan/atau cara baru guna memecahkan masalah.
Exploitation merujuk pada kemampuan untuk mengembangkan atau meningkatkan pembelajaran. Ini termasuk memanfaatkan sumber daya yang ada.
Keduanya akan memunculkan dampak bervariasi pada kinerja organisasi.
Contoh dalam HR function, perlu ada seseorang atau unit exploitation yang memikirkan hal mendasar, seperti administrasi, kebijakan perusahaan, dan regulasi ketenagakerjaan.
Perlusahaan juga perlu karyawan atau unit exploration yang mengupayakan beyond strategic, mengikuti arah bisnis dan mempersiapkan kebutuhan bisnis pada masa mendatang.
Kedua bagian itu tidak bisa dilakukan satu orang. Jadi, bagi dua tim dalam satu payung pemimpin agar mempermudah koordinasi.
Misalnya, perusahaan logistik akan mengembangkan bisnis pembayaran. Untuk menciptakan unit baru ini, HR sudah harus memikirkan jumlah tenaga yang dibutuhkan, keterampilan yang mereka kuasai, sistem yang mendukung operasional bisnis, dan biaya yang diperlukan.
Pikirkan pula karyawan logistik saat ini. Apakah mereka perlu reskilling agar bisa beradaptasi dengan bisnis baru? Apakah kebutuhan bisnis baru memerlukan staf logistik? Atau perusahaan akan mem-PHK mereka, lalu merekrut karyawan baru lagi.
Kalau PHK bukan pilihan perusahaan, maka berikan pelatihan kepada staf logistik. Keputusan seperti ini sangat strategis bagi HR.
Dampak HR Ambidexter Terhadap Perusahaan
Memiliki anggota tim yang ambidexter merupakan nilai plus bagi perusahaan. Pertama, mereka berkesempatan untuk mengembangkan karier. Kedua, meningkatkan ide inovatif untuk perusahaan.
Mengembangkan karier
HR ambidexter, baik explore atau exploit, memungkinkan mereka untuk meningkatkan keterampilan kerja dan mampu bekerja sama dengan baik.
Pengalaman bekerja di tengah exploration dan exploitation mendorong mereka memiliki tujuan, sehingga mereka dapat mengembangkan kehidupan profesional.
Jika perusahaan memberdayakan keterampilan HR, bukan tidak mungkin mereka menunjukkan kinerja lebih baik dan berkomitmen terhadap pekerjaan.
Meningkatkan inovasi
Pekerjaan yang eksploitatif dan eksploratif memberikan ruang kepada HR untuk berinovasi. Hasilnya bisa berupa perbaikan sistem, perubahan kebijakan, atau melahirkan strategi HR baru.
Jika mereka konsisten bekerja dengan exploration dan exploitation, mereka terbiasa menghadapi masalah dan mengetahui cara menyelesaikannya.
Tidak Semua Orang Harus Ambidexter
Memang, ambidexterity dapat dikembangkan oleh diri sendiri dan didorong oleh perusahaan. Namun, perusahaan pun perlu memahami bahwa tidak semua orang harus ambidexter.
Beberapa orang mampu menjadi ambidextrous dan sanggup menghadapi tantangan, sebagian orang tidak demikian.
Ada individu yang lebih fokus pada exploitation atau exploration, tetapi tidak keduanya. Ada pula yang dapat menjalankan keduanya.
Misalnya, HR menjalankan fungsi administrasi bisa menganalisis kebutuhan karyawan dan biayanya untuk kegiatan bisnis perusahaan selanjutnya.
Kalau perusahaan mempunyai karyawan yang hebat di sisi exploitation dan exploration, manfaatkan sebaik-baiknya. Yang perlu dicatat, bukan suatu keharusan memiliki karyawan seperti itu.
Walaupun begitu, si exploration tetap bisa bekerja sama dengan si exploitation. Perusahaan juga dapat memberikan program pengembangan berdasarkan keahlian masing-masing.
Leave a Reply