Artificial intelligence HRPods

Dampak Artificial Intelligence: Perusahaan Fokus Pada Soft Skill

Artificial intelligence (AI) mampu mengubah peta kebutuhan tenaga kerja. Kehadiran AI dapat mengotomatiskan beberapa pekerjaan sekaligus. Namun, bukan berarti hal itu membuat seseorang kehilangan pekerjaannya.

Berdasarkan rilis dari LinkedIn, Selasa (27/02/2024), 97% perusahaan di Indonesia mengamati perubahan substansial dalam keterampilan dan kualifikasi pada kandidat.

Di sisi lain, mereka mengharapkan karyawan tidak hanya memiliki keterampilan AI, tetapi juga soft skill dan keinginan belajar hal baru. Saat ini, lima soft skill yang dianggap penting di tengah perkembangan AI adalah problem solving (37%), AI (35%), IT & web (28%), critical thinking (27%), dan communication skill (25%)

“Dalam setahun terakhir, narasi didominasi oleh kemajuan teknologi, terutama integrasi AI ke dalam alur kerja bisnis. Sekarang, kami sedang menyaksikan pergeseran skill nyata, baik technical maupun soft skill, untuk berhasil di tengah disrupsi AI ini. Kami sudah melihat peningkatan 5x tahunan dalam jumlah pembelajar yang berinteraksi dengan konten AI di LinkedIn Learning Hub secara global. Perusahaan dan profesional harus mengadopsi keadaan pembelajaran yang lebih sustainable,” ujar Rohit Kalsy, Country Lead, Indonesia, di LinkedIn.

Artikel berikutnya: 85% Profesional Pertimbangkan Peluang Pekerjaan Baru

Masih menurut laporan LinkedIn, sebanyak 95% profesional learning and development (L&D) di Asia Tenggara percaya bahwa keterampilan manusia menjadi hal yang paling kompetitif dalam ekonomi. Bahkan, keterampilan komunikasi paling dicari dalam daftar LinkedIn pada 2024 untuk wilayah Asia Pasifik, seperti Indonesia, Australia, China, India, Jepang, Filipina, dan Singapura.

Sebanyak 43% hiring manager di Indonesia menganggap potensi pertumbuhan individu dan kemampuan belajar menjadi faktor paling penting ketika mengevaluasi kandidat.

Oleh karena itu, banyak perusahaan di Indonesia mempersiapkan keterampilan karyawan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keamanan kerja mereka. Diketahui bahwa enam dari 10 (57%) profesional HR akan menyediakan program L&D secara daring. Mereka memberikan kesempatan kepada karyawan untuk bereksperimen menggunakan tools generatif AI. Angka ini juga merupakan yang tertinggi di antara negara Asia Pasifik lainnya.

Artikel terkait: Keterampilan Kerja Akan Berubah Pada 2030, Apa Saja?

Untuk membantu perusahaan beralih ke pendekatan yang berorientasi pada skill, LinkedIn memperkenalkan pengalaman berbasis AI yang inovatif, yang mencakup:

  • Recruiter 2024 akan diluncurkan pada akhir Februari di Asia Pasifik, fitur ini memungkinkan perekrut lebih cepat mengakses rekomendasi kandidat berkualitas
  • Meluncurkan chatbot, pelatihan yang didukung oleh AI di LinkedIn Learning, yang memberikan saran secara real time dan merekomendasikan konten berdasarkan jabatan, tujuan karier, dan keterampilan yang diikuti oleh pengguna
  • Merilis fitur career development dan mobilitas internal pada LinkedIn Learning untuk membantu karyawan mempelajari keterampilan dan tersedia dalam berbagai bahasa


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *