Dalam beberapa tahun ini, pemimpin HR di perusahaan teknologi berhadapan dengan tantangan rekrutmen. Ia dan tim HR harus mampu merekrut kandidat IT terbaik sesuai kebutuhan perusahaan.
Rekrutmen merupakan proses untuk mendukung perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja. Memang, keseluruhan proses tersebut tidaklah mudah bagi pemimpin HR dan tim. Mereka akan berjuang memenuhi kebutuhan karyawan dari berbagai saluran rekrutmen.
Hal itu dialami oleh Dewi Hernita, Manager HR PT Sakura System Solutions. Baginya, fungsi rekrutmen dalam tim HR memiliki peran krusial dan kritikal bagi perkembangan perusahaan sekaligus perekrut.
Ikut wawancara HRPods bersama Dewi yang menceritakan lika-likunya menjadi pemimpin HR di perusahaan teknologi, Jumat (01/12/2023), di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta.
Lika-liku Bekerja Sebagai HR
Rekrutmen adalah fondasi perusahaan
Bagi alumni Perbanas Institute ini, fungsi rekrutmen dalam tim HR adalah fondasi bagi perusahaan. Pasalnya, rekrutmen merupakan proses memilih kandidat terbaik bagi kebutuhan perusahaan.
Perekrut bersama dengan hiring manager akan memilih kandidat terbaik dan tepat. Hal itu bertujuan agar perusahaan dapat berfungsi dengan baik dan bisnis berjalan berkesinambungan.
“Tanpa mengecilkan fungsi HR lainnya, orang HR yang menangani people development, compensation and benefit, administrasi termasuk payroll belum tentu bisa menangani soal rekrutmen, tetapi perekrut bisa mengerjakan fungsi HR lain. Karena bagi saya rekrutmen adalah spesialis, meskipun ada juga yang bisa melakukanya,” ujar Dewi.
Sebagai bagian dari fondasi perusahaan untuk mendukung tujuan perusahaan, lanjut Dewi, perekrut harus memiliki kepiawaian dalam berkomunikasi, bernegosiasi, beradaptasi, decision making, problem solving, berempati, hingga mampu membuat dan menganalisis strategi manpower planning.
Keterampilan menjadi HR
Dewi menjelaskan bahwa masing-masing fungsi HR memiliki peran penting. Dalam hal ini, HR harus memiliki keterampilan people management. Tak terkecuali fungsi rekrutmen.
Dalam rekrutmen, perekrut harus memahami strategi rekrutmen perusahaan, target deadline, recruitment cost, tingkat turnover, hingga recruitment channel. Untuk kanal rekrutmen, Dewi menggunakan aplikasi kandidat, talent pool, internal recruitment, recruitment agency, hingga lembaga kerja sama seperti universitas dan sekolah kejuruan.
Namun, penggunaan kanal akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya, tidak semua kebutuhan tenaga kerja memanfaatkan recruitment agency dan tidak semua posisi menggunakan jaringan kerja sama dengan universitas.
“Ketika harus mengisi posisi yang sudah ditentukan, saya dengan segala cara harus mencari kandidat yang tepat. Bahkan ketika user tidak mau melanjutkan kandidat Si A, saya akan mencari kandidat dari channel lain. Hal itu menempa mental perekrut,” Dewi menceritakan pengalamannya.
5 Kiat Menjadi HR Di Perusahaan Teknologi

Sebagai perusahaan teknologi, PT Sakura System Solutions telah beroperasi sejak 1995 dengan produk utama human resources software berbasis on premise maupun cloud.
Jadi, tak heran jika perusahaan membutuhkan kandidat di bidang informasi dan teknologi (IT) secara berkala. Namun, merekrut kandidat IT pada awal 2000-an tidak sama jika dibandingkan dengan pascapandemi COVID-19.
“Saya termasuk orang yang percaya diri memiliki dan growth mindset. Dua hal itu harus dimiliki oleh HR, terutama untuk meyakinkan kandidat bergabung dengan perusahaan kami.”
Bagaimana kiat Dewi merekrut angkatan kerja saat ini yang didominasi oleh gen z?
#1 Inovasi
Menjadi HR di perusahaan teknologi, Anda harus memiliki inovasi dan ide baru untuk menjalankan manpower planning. Mereka perlu mengasah keterampilan teknis maupun nonteknis guna mendukung kinerja.
“HR harus berinovasi untuk mengulik metode interview. Ia harus tahu cara pendekatan ke kandidat yang memiliki karakter bermacam-macam dan jangan ada kata susah dalam bekerja,” ucap Dewi.
#2 Piawai berkomunikasi
Menjadi tim HR, Anda harus piawai berkomunikasi secara verbal, nonverbal, hingga tertulis. Dengan komunikasi yang jelas, HR akan memahami kawan bicara sehingga mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan maupun mengadaptasi perubahan.
#3 Perbarui informasi
Dewi menyarankan bahwa HR harus memperbarui informasi terkini tentang regulasi ketenagakerjaan hingga tren di bidang human resources.
Anda dapat mengikuti pelatihan HR, membaca perkembangan ketenagakerjaan melalui media terpercaya, bergabung dengan komunikasi HR, hingga menghadiri acara HR secara daring dan luring. Langkah tersebut tak hanya memperkaya informasi Anda, tetapi memperluas jaringan pertemanan.
“Saya selalu meng-upgrade keterampilan yang sudah saya miliki. Dari hal itu, saya melihat bahwa HR perlu menggabungkan metode traditional interview dan BFI untuk menemukan kandidat yang tepat.”
#4 Customer centric
HR customer centric merupakan konsep yang berpusat pada karyawan, pemimpin, dan manajemen sebagai pelanggan. Dalam hal ini, kata Dewi, HR sebagai penengah atau jembatan bagi semua pihak.
“Pada dasarnya, HR mengelola semua orang di kantor, termasuk manajemen. Kalau kita berhasil memahami karakter karyawan, mereka pasti happy dan kita pun juga.”
#5 Mengatur suasana hati
Mengingat kerap menghadapi segala macam masalah dan kepribadian, maka HR perlu kemampuan untuk mengatur suasana hati. HR juga jangan mudah terbawa perasaan.
Hal itu akan berguna ketika menangani wawancara kandidat yang mempunyai gaya komunikasi berbeda-beda, sehingga HR mampu merespons dan menggali informasi mereka. Begitu pula saat menghadapi karyawan, seperti menghentikan kontrak kerja atau mencari pengganti karyawan lama.
“Sebagai HR, kita bekerja pakai hati, tapi jangan main hati atau baper. Jalani saja prosesnya. Itu tugas HRD, HR harus menjalankan tugas berdasarkan SOP,” jelas HR yang mendalami behavioral focus interview dan telah mendapatkan sertifikasi BNSP ini.
Leave a Reply