Agustina Samara - Dok. DANA

Agustina Samara: HR Adalah Calling

Bagi Anda yang berkecimpung di bidang human resources, nama Agustina Samara tak asing lagi.

Ia tak hanya dikenal sebagai Chief People and Corporate Strategy Officer DANA. Ia juga dikenal aktif dalam SisBerdaya, kegiatan women empowerment yang mendampingi pelaku usaha perempuan di Indonesia.

Sebelum berada sampai posisi saat ini, Tina–sapaan akrabnya–sempat menyerah pada awal kariernya. Meski demikian, justru karier tersebut yang membawanya untuk bekerja di industri lain.

Merasakan Empat Industri Berbeda

Extra miles

“Saya berterima kasih atas Tuhan Yang Maha Esa. Atas kuasa-NYA, saya bisa merasakan empat industri kerja. Mungkin tidak semua orang bisa menikmati semua itu,” ujar Tina kepada HRPods, Selasa (17/10/2023), Capital Place, Jakarta.

Tina merupakan lulusan Teknik Industri Universitas Trisakti. Karier perdananya sebagai customer service officer di Citibank pada 2005.

Ia bekerja di perusahaan perbankan asal Amerika Serikat selama 10 tahun. Jabatan terakhirnya adalah service academy head. Selepas dari Citibank, ia bergabung di beberapa bank.

Pada 2013, perempuan yang baru saja dianugerahi sebagai Best Human Capital Leader Kategori Economic Review dari Indonesia Human Capital Award 2023 menjadi HR director di perusahaan distribusi dan logistik. Setahun setelah itu, ia mendirikan perusahaan training and consulting.

Tina mengaku bahwa ia mengalami peralihan mental kerja selama kariernya. Dari mental karyawan yang punya gaji menjadi mental entrepreneur yang harus menggaji karyawan, baik perusahaan memiliki project baru atau tidak.

Ia telah bekerja selama 17 tahun di industri perbankan bersama bankers, dilanjutkan ke real sector yang mengelola blue collars, lalu menjadi entrepreneur, dan terakhir berada di perusahaan startup.

“Empat industri ini yang shaping me into kind of different person and version yang untuk terus belajar. Mengerti people and negotiation to executive level.”

Bagi Tina, apa pun latar belakang pendidikan, seseorang yang bertekad menjalani karier harus memiliki kemampuan tahan uji dan melakukan extra miles.

Pantang menyerah

“Saya pernah nangis-nangis dan ingin resign waktu bekerja di call center. Di sana, disiplinnya sangat tinggi. Saya handle 100 sampai 150 call selama delapan jam. Kadang, dimaki-maki sambil mendengarkan, lihat screen, ngetik, dan solve problem maksimal dalam enam menit. Itu termasuk life skill, tetapi apakah saya salah kerja di sini? Kemudian, saya tahan dulu, jangan cepat menyerah,” Tina menceritakan awal kariernya.

Ia pun sempat patah arang dan berkontemplasi. Sampai akhirnya, ia bangkit untuk menambah keterampilannya. Ia tak segan bertanya dan belajar kepada karyawan divisi lain.

Perjalanan setelah itu pun tidak mudah. Ada saat bagi Tina tersandung dan berhenti sejenak. Ada waktu pula baginya untuk memahami orang-orang di sekitarnya dan kembali belajar.

“Saya networking dan terus belajar dengan mereka. Ketika ada opportunity atau vacant position, mereka mengingat nama saya. Akhirnya, saya bisa pindah divisi dan handle proyek lain. Jadi, saat kerja kita harus extra miles dan proaktif,” tutur lulusan Master of Business Administration dari University of Cumbria.

Keterampilan Wajib HR Ala Agustina Samara

Menurut Tina, menjadi HR bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga bagian dari calling.

Calling merujuk pada dorongan internal untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan ini, seorang HR memiliki growth mindset guna memperbaiki diri sekaligus empati agar lebih memahami kondisi orang lain.

Keterampilan teknis dan nonteknis bagi HR

Tidak mudah bagi Tina untuk mencapai posisi saat ini. Ia harus mempelajari keterampilan teknis dan nonteknis. Keterampilan teknis yang wajib dipelajari oleh HR adalah:

  1. Data analytics

Data analytics untuk mengetahui serta memahami data yang diperlukan dalam strategi perusahaan di bidang SDM, seperti total populasi di organisasi, keterampilan yang dikuasai oleh karyawan, learning budget per individu, level turnover, data HRIS, hingga kebutuhan SDM tahun depan.

  1. Presentation

Keterampilan bisa masuk teknis maupun nonteknis. Presentation skill disebut keterampilan teknis karena seorang HR mampu membuat dan menjelaskan materi ke depan stakeholder, sehingga mereka memahami hal-hal yang terjadi pada SDM. bagaimanapun juga mereka adalah salah satu komponen yang menyokong roda bisnis terus berputar.

  1. Creative thinking

Ketika harus membuat employer branding dan engagement program, HR wajib memiliki creative thinking. Misalnya, employee engagement tak sekadar menyelenggarakan outing ke luar kota saja, tetapi harus selaras dengan budaya dan nilai perusahaan.

Sedangkan keterampilan nonteknis yang harus dikuasai oleh HT, yakni empati, komunikasi, mentoring, coaching, dan leadership.

“Arti leadership adalah self-leadership. Maksudnya, HR enggak boleh baperan dan perlu menurunkan ego, karena Anda melayani orang lain. Karyawan merasa jengkel karena suatu kebijakan, Anda jangan membalas dengan kemarahan pula. Boleh jengkel, tetapi jelaskan tujuan perubahan atau isi kebijakan tersebut.”

Inisiasi HR untuk perusahaan

Tina bergabung dengan DANA pada tahun pertama kemunculan fintech pada 2018.

Waktu itu, masyarakat belum mengenal DANA. Bahkan perusahaan kesulitan untuk merekrut kandidat. Tim Tina tak tinggal diam.

“Gimana orang tahu tentang DANA? Akhirnya, kami harus ngomong atau ngamen keluar. Kami memiliki program awal #bicaraDANA dan itu dimulai dari saya yang menjadi speaker di berbagai event.”

Saat ini, DANA memiliki 230 pembicara dari berbagai bidang. Mulai dari teknologi, risk management, literasi keuangan, hingga HR.

Lama-kelamaan, banyak pihak yang mengundang Tina sebagai Chief People Officer. Ia pun tidak mungkin menjadi speaker terus-menerus.

“Itu moment of truth yang bisa dilihat. Moment lain adalah creating company culture. Itu intangible, meski ada scoring dan survei untuk mengukurnya, tetapi itu bisa dibicarakan dan dirasakan oleh karyawan sampai mantan karyawan DANA di mana-mana.”

Tina menjelaskan bahwa DANA memiliki tujuh nilai sebagai bagian dari budaya perusahaan. Nilai tersebut disebut ENRICH WORK, yang terdiri dari:

  1. Embrace change
  2. Integrity
  3. Resilient
  4. Customer first
  5. Humble
  6. Result driven
  7. Teamwork

“Setiap tiga bulan sekali, kami mengadakan campaign per value supaya karyawan dapat mengaplikasikannya dalam pekerjaan sehari-hari,” tambah Tina.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *