Rudi Lim/Dok. BCA

BCA Menghadapi Karyawan Lintas Generasi Dan Regenerasi

Sebagai bank yang telah berusia 64 tahun, BCA memiliki karyawan lintas generasi. Mulai dari Baby Boomer hingga Gen Z.

Setiap generasi memiliki karakteristik masing-masing, sehingga bank sempat mengalami kesulitan terutama dalam gaya kerja serta mengeksekusi pekerjaan.

Tim Human Capital Management dan BCA Learning Institute turun tangan untuk memberikan pelatihan kepada pemimpin dan mengingatkan mengenai core values perusahaan.

Chief Manager Human Capital Management Bank BCA Rudi Lim menjelaskan tentang perbedaan generasi dan proses regenerasi di perusahaan melalui telekonferensi pada Rabu (16/06/2021).

Menghadapi Karyawan Lintas Generasi

Pada awalnya, mungkin 10 tahun yang lalu, kami agak sedikit mengalami kesulitan. Karena gap dari leader pada saat itu dengan gen y yang lahir di atas tahun 1980-an sudah mulai terasa.

Jadi, BCA Learning Center sempat membuat pelatihan mengenai gen y dan bagaimana menanganinya untuk para leader. Katakanlah 10 tahun yang lalu, masih banyak leader yang otoriter, gaptek, gapnya lebih besar.

Seiring berjalannya waktu, leader sekarang jauh lebih moderat dan demokratis, walaupun sekarang yang dihadapi bukan gen y, tetapi gen z.

Namun, mereka sudah lebih tahu urusan gadget, social media, sudah lebih kecil gapnya. Dan, leader-nya pun sudah gen x, bukan baby boomer lagi.

Perbedaan Bukan Halangan Untuk Bekerja Sama

Kalau ditanya, “Bagaimana menyamakan gen z dan milenial?”

Basic-nya adalah values yang sama. Itu yang harus kita bangun, enggak bisa datang sendiri.

Kami tidak mungkin menghilangkan cara pandang orang lain. Antara milenial dan gen X pun memiliki perbedaan persepsi.

Namun, akhirnya masing-masing generasi dapat menyesuaikan diri. Mereka sudah mengatakan, “Ya sudahlah, ini angkatannya emak bapak gue” atau yang senior bilang, “Anggap ini ketemu sama anak saja.”

Perbedaan itu bukan dihilangkan. Perbedaan itu tetap ada. Namun untuk menghadapi perbedaan itu, masing-masing orang saling bertoleransi. Even ada perbedaan generasi, kami tetap bisa hidup bersama-bersama.

Saya beri contoh, kalau milenial memiliki hobinya tampil dan mau eksis, akhirnya leader menyesuaikan diri.

Dia juga suka tampil. Karyawan sering Tiktok-an, dia juga ikut, atau at least dia akan bereaksi, “Ya, sudahlah. Walaupun tidak ikut, saya tidak melarang atau melawan itu.”

Proses Regenerasi Di BCA

Industri perbankan itu menghadapi hal yang sama. Dalam sekian tahun ke depan akan terjadi alih generasi.

Waktu itu, industri banking dimulai pada 1982 dan 1988 secara de facto. Waktu itu bank menjadi buka di mana-mana. Tentu, mereka merekrut karyawan banyak. Karyawan yang direkrut pada saat bersamaan akan pensiun pada saat bersamaan.

Jadi, itu yang menyebabkan jatuh temponya dalam waktu-waktu ini. Mulai dari satu sampai lima tahun ke depan akan jatuh tempo.

Oleh sebab itu, suksesi dari leader menjadi sangat penting. Di BCA, selain kami mempunyai program pengembangan karier, di mana kami memotret karyawan yang ada, lalu diplot dalam kelompok. Misalnya, kelompok yang dinilai punya potensi tinggi, kinerja tinggi, atau potensi biasa-biasa saja.

1) Key talent

Untuk mereka yang masuk kategori potensi tinggi atau kinerja tinggi, kami namakan key talent. Kami buatkan individual development plan untuk mereka, seperti mutasi dan pelatihan.

Ini bertujuan untuk mengakselerasi kapabilitas supaya dalam jangka waktu tidak terlalu lama, mereka akan siap menjadi leader selanjutnya.

Kalau menunggu mereka punya pengalaman secara normal, prosesnya bisa lebih lama. Jadi, kami percepat dan akselerasi mereka. Itu yang berkaitan dengan program suksesor.

2) Management development program

Kami juga menjaring talenta baru. Prosesnya berkesinambungan dengan rekrutmen, sehingga ada kelompok management development program. Lulusan yang berpotensi tinggi akan kami percepat untuk alih kepemimpinan.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *