Rudi Lim/Dok. BCA

6 Strategi BCA Mempertahankan Karyawan Terbaik

Rudi Lim, Chief Manager Human Capital Management PT Bank Central Asia Tbk (BCA), membahas bahwa strategi BCA untuk mempertahankan karyawan terbaik pada Rabu (16/06/2021) melalui telekonferensi.

Salah satunya mengikuti perkembangan teknologi. Ya, perkembangan ini mempertemukan generasi sebelumnya dan saat ini.

Dengan memahami perkembangan teknologi, perseroan mengetahui siapa yang menciptakan dan menikmati teknologi tersebut. Upaya tersebut memudahkan tim human capital untuk menciptakan strategi retensi karyawan.

Strategi Mempertahankan Karyawan

Bank BCA memiliki beragam strategi untuk mempertahankan karyawan terbaiknya. Mulai dari mengikuti perkembangan teknologi, mengubah lingkungan kerja, mengubah cara kerja, sampai pemberian remunerasi.

Karyawan Lintas Generasi 02 HRPods

1) Mengikuti perkembangan teknologi

BCA harus mengikuti perkembangan teknologi. Sulit dibayangkan kalau BCA tetap dengan teknologi dan cara lama. Kalau mau mempertahankan talent milenial, BCA harus adjust.

Sebetulnya, setiap lini bisnis sangat agresif saat-saat ini. Kami pun membangun kapabilitas digital.

Kedepannya kami akan mempunyai super app. Dari belanja, membeli tiket, membayar, transfer, semua ada di aplikasi BCA.

Jadi, kami harus membangun teknologi, sehingga kapabilitas IT di BCA menjadi kunci. Tenaga-tenaga IT bisa mengembangkan teknologi secara terus-menerus.

Mengikuti perkembangan teknologi dengan produk dan sistem yang baik tentu menjadi salah satu basic mempertahankan karyawan, supaya mereka tidak pindah ke tempat lain.

2) Mengubah lingkungan kerja

Kalau masuk ke kantor BCA 10 tahun yang lalu dan sekarang sangat berbeda. Sekarang suasananya cozy dan terbuka. Kalau dulu ada sekat-sekat ruang.

Jadi, kami mengubah lingkungan kerja agar karyawan bekerja lebih happy, termasuk menyesuaikan fisik gedung.

3) Melibatkan karyawan

Kami memahami bahwa milenial kadang bukan mencari uang. Mereka mencari jati diri bahwa, “Saya ini penting, saya ini memberikan sesuatu dan berkontribusi.”

Jadi, strategi BCA adalah melibatkan mereka dalam project produk BCA dan perbaikan model kerja. Isi tim kerja saat ini sudah milenial semua.

Cara kerja pun harus berubah. Kalau dulu itu waterfall, satu tahap selesai baru masuk tahap berikutnya. Sekarang, kami mengenal scrum, bekerja bersama, dan berkolaborasi. Kami menyebutnya sebagai mini company.

4) Remunerasi

Tentu, dari sisi remunerasi, kami terus adjust. Setiap tahun kami pasti mengikuti salary survey. Namun, tetap saja kami tidak bisa mengandalkan remunerasi.

Kalau mengandalkan remunerasi, akhirnya menjadi, “Mana nih yang lebih tinggi?” Itu menciptakan persaingan tidak sehat. Kami tetap memperhatikan remunerasi, tetapi itu bukan satu-satunya untuk mempertahankan karyawan.

5) Flexible working place

Sebelum pandemi, kami sudah menyiapkan work from hub. Misalnya, karyawan tinggal di Serpong padahal dia harus bekerja di Menara BCA.

Kami pun menyediakan hub, supaya mereka bisa beberapa hari kerja dari sana saja. Karena keburu ada pandemi, jadi kami malah work from home.

6) Flexible working time

Kami telah menerapkan flexible working time, terutama untuk tenaga IT. Kadang saking asyik anak-anak IT bekerja, mereka bisa menyelesaikan pekerjaan sampai tengah malam bahkan keesokan harinya. Di hari tersebut, mereka bisa datang siang.

EVP Ciptakan Lingkungan Kerja Bersahabat

Di BCA, kami mengampanyekan ke luar employee value proposition. EVP kami adalah friendly environment dan continous improvement.

Hal itu berangkat dari hasil penelitian terhadap insan BCA dari berbagai level. Kami meneliti hal-hal yang menurut mereka paling menonjol di BCA.

Nah, mereka merasakan friendly environment dan continous improvement. Dua itu berangkat dari core values kami juga.

Friendly environment adalah sesuatu yang membuat karyawan betah bekerja di BCA. Banyak teman-teman kami yang tertarik pindah ke perusahaan lain, ke bank lain, lalu mereka memberikan testimoni, “Ternyata bekerja di sana tidak seenak yang dibayangkan.”

Kerja di BCA itu suasananya kekeluargaan, saling menghormati, atasan pun menghargai yang di bawah, dengan teman kerja bisa saling membantu, dan tidak ada sikut-sikutan.

Mereka merasa bekerja di beberapa perusahaan, suasananya berbeda sekali. Masing-masing orang mementingkan KPI-nya, sehingga membuat suasana kerja menjadi penuh intrik dan politik. Hal itu tidak mereka temukan di BCA.

Kami melihat result-nya, turnover karyawan BCA itu hanya di angka 3%.

Bekerja di BCA ini bukan bekerja di bank kuno. Kami tidak kalah dengan perusahaan fintech.

Kami dari HR sempat benchmark beberapa perusahaan fintech besar bahkan sudah unicorn.

Kalau masuk ke kantor mereka, saya berani bilang abhwa environment BCA tidak kalah cozy. Kelas BCA bisa dibandingkan dengan Microsoft.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *